USING THE LITERATURE OF AYAT-AYAT CINTA 2 FOR THE NEXT GENERATION OF BEST CHARACTER AND INTELLIGENT
(1)  
(2)  
(3)  
Corresponding Author
Copyright (c) 2018 Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Seni
DOI : https://doi.org/10.24036/komposisi.v19i2.8481
Full Text: Language : en
Abstract
This research article aims to explain and describe the relevance of novel Ayat-Ayat Cinta 2 with literary learning materials in high school. This study is a qualitative descriptive study with the object of research in the form of novel by Habiburrahman El Shirazy that is Ayat-Ayat Cinta 2. Technique of data collecting using purposive sampling technique according to subject matter. Data analysis techniques in this study are interactive models, including data collection, data reduction, data presentation, and conclusions. The conclusions are based on deductive techniques, which is to explain in general to the specific facts as the final conclusion. The result of this study is that it can be used as a literary learning material in SMA based on story structure and moral values that can be followed by studying students according to curriculum requirement. Ayat-Ayat Cinta 2 is full of fascinating values that can motivate students to achieve the highest education, religious, tolerant, not easily ignited issues and social life in the midst of a pluralistic Indonesian society
BERMEDIUMKAN SASTRA AYAT-AYAT CINTA 2 PEMBENTUK GENERASI PENERUS BANGSA YANG BERKARAKTER KUAT DAN CERDASAbstrak
Artikel penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan relevansi novel Ayat-Ayat Cinta 2 dengan materi pembelajaran sastra di SMA. Kajian ini merupakan kajian deskriptif kualitatif dengan objek penelitian berupa novel karya Habiburrahman El Shirazy yaitu Ayat-Ayat Cinta 2. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pusposive sampling sesuai dengan pokok permasalahan yang dikaji. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah model interaktif, meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Simpulan dibuat berdasarkan teknik deduktif, yaitu menjelaskan secara umum menuju fakta-fakta khusus sebagai simpulan akhir. Hasil dari kajian penelitian ini adalah dapat dijadikanya novel Ayat-Ayat Cinta 2 sebagai materi pembelajaran sastra di SMA berdasarkan struktur cerita dan nilai moral yang dapat diteladani siswa dengan mengkajinya sesuai dengan tuntutan kurikulum. Ayat-Ayat Cinta 2 penuh dengan nilai-nilai pembangun jiwa yang dapat memotivasi siswa untuk mencapai pendidikan tertinggi, religius, bertoleransi, tidak mudah tersulut isu dan berjiwa sosial di tengah kondisi masyarakat Indonesia yang majemuk
Keywords
References
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. (2010). Pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Darmadi, H. (2007). Dasar konsep pendidikan moral landasan konsep dan impelementasi. Bandung: Alfabeta.
Derakhshan, A. & M. Shimohammadli. (2015). The difficulties of teaching English language: the relationship between reasearch and teaching. International Journal of Linguistics, 7 (11). 102-110.
Eneste, P. (1991). Novel dan film. Ende Flores: Penerbit Nusa Indah.
Hismanoglu, M. (2005). Teaching English through literature. Journal of Language and Linguistic Studies, 1 (1). 53-66.
Isnainah, S. (2014). Representasi ajaran Islam dalam novel-novel karya habiburrahman ll shirazy. Disertasi S3 Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Isnainah, S.. (2015). Ketika cinta bertasbih transformasi novel ke film. Kawistara, 5 (1), 1-98.
Lestari, I. (2013). Pengembangan bahan ajar berbasis kompetensi sesuai kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jakarta: Akademia Permata.
Lickona, T. (2013). Pendidikan karakter: panduan lengkap mendidik siswa menjadi pintar dan baik. Terj. Lita S. Bandung: Nusa Media.
Majid. A. (2007). Perencanaan pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mawadati, A.MNS. Andayani. Kundharu S. (2017). Penggunaan media pembelajaran manulis bagi mahasiswa BIPA untuk memahami budaya lokal. Komposisi, 18 (1). 66-79.
Misrawi, Z. (2010). Pandangan muslim moderat: toleransi, terorisme, dan oase perdamaian. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Muhsinin. (2013). Model pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Islam untuk membentuk karakter siswa yang toleren. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 8, (2), 205-228.
Nixon, H. (2007). Expanding the semiotic repertoire: environmental communication in the primary school. Australian Journal Language and Literary, 30 (2). 102-117.
Nurgiyantoro, B. (2001). Penilaian dalam pembelajaran bahasa dan sastra. Yogyakarta: BPFE.
Nurgiyantoro, B. (2010). Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Putra, R. Masri S. & Yennie H. (2007). How to write and market novel: bagi novelis, pendidik, dan industri penerbitan. Bandung: Kolbu.
Rahmanto. (1998). Metode pengajaran sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Rohim. (2010). Penelusuran ideologi dalam novel ayat-ayat cinta: sebuah analisis tematis dan estetis. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 16 (5). 601-616.
Savvidou, C. (2004). An integrated approach to the teaching of literature in the EFL classroom. The Internet TESL Journal. 10 (12).
Semi, A. (1993). Anatomi sastra. Padang: Angkasa Raya Padang.
Septiningsih, L. (2015). Membangun karakter bangsa berbasis sastra: kajian terhadap materi karya sastra di sekolah menengah atas. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 21 (1). 71-85.
Setiawan, KPE. Andayani. Retno W. (2017). Makna dan budi pekerti dalam puisi Kakean karya F. Aziz Mana: kajian semiotik riffaterre. Humanus, 16 (2). 190-200.
Shirazy, H.E. (2016). Ayat-ayat cinta 2. Jakarta: PT Pustaka Abdi Bangsa.
Simpson, H.M. (2004). Voicing the text: the making of an oral poetics in olive senior’ short Fiction. Journal of Callalo, 27 (3). 829-843.
Sjarkawi. (2006). Pembentukan Kepribadian Anak: Peran Moral, Intelektual, Emosional, dan Sosial sebagai wujud integritas membangun jati diri. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Soekanto, S. (2000). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sudjiman, P. & Aart V.Z. (1992). Serba-serbi semiotika. Jakarta: Gramedia.
Staton, R. (2012). Teori fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tyasititi, N.W. Nugraheni E.W. Atikah A. (2014). Pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra kelas VII SMP akselerasi, Basastra Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya. 1 (3), 529-539.
Waluyo, H.J. & Nugraheni E.W. (2008). Pengkajian prosa fiksi. Salatiga: Widya Sari Press.
Waluyo, H.J. (2002). Apresiasi dan pengkajian prosa fiksi. Salatiga: Widya Sari Press.
Waluyo, H.J. (2011). Pengkajian danaApresiasi prosa fiksi. Solo: UNS Press.
Wellek, R. & Austin W. (1990). Teori kesusastraan. Terjemahan Melani Budianta. Jakarta: Gramedia.
Wibowo, A. (2013). Pendidikan karakter berbasis sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Winarno. (2012). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.
Winkle. (2009). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
Yimwilai, S. (2015). An integrated approach to teaching literature in an EFL classroom, English Language Teaching. 8 (2). 14-21.
Article Metrics
Abstract Views : 357 timesPDF Downloaded : 34 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Seni
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.