Interaksi Sosial Anak Down Syndrome dengan Lingkungan Keluarga dan Masyarakat (Studi Kasus Anak Down Syndrome di Seluruh Sekolah Luar Biasa Kota Tasikmalaya)

Renaldy Rachman Septian(1),
(1) Universitas Siliwangi  Indonesia

Corresponding Author
Copyright (c) 2020 Jurnal Penelitian Pendidikan Khusus

DOI : https://doi.org/10.24036/juppekhu1045550.64

Full Text:    Language : en

Abstract


Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai interaksi sosial yang terjadi pada anak down syndrome dengan lingkungan masyarakat dan pola pengasuhannya di lingkungan keluarga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data antara lain dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dengan deskriptif kualitatif dan penarikan kesimpulan. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa down syndrome di SLB Kota Tasikmalaya. Sampel dari penelitian ini adalah 35 anak penyandang down syndrome beserta orang tuanya. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa diduga penyebab kelahiran down syndrome dapat disebabkan oleh faktor usia ibu ketika melahirkan, konsumsi obat ketika ibu hamil, dan penggunaan alat kontrasepsi. Pola pengasuhan yang dilakukan oleh keluarga berbeda-beda bergantung kepada pengetahuan mengenai down syndrome. Pola pengasuhan yang diberikan oleh orang tua dan masyarakat lebih menekankan pada aspek kemandirian dan aspek kemampuan berkomunikasi.

Keywords


Interaksi sosial, down syndrome, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat

References


Carr, J.H. 1995. Down’s Syndrome Children Growing Up. USA: Cambridge University Press.

Cohen, W.I., Nadel, L., and Madnick, M.E. (2002). Down Syndrome: Visions for The 21st Century. New York: John Wiley & Sons Inc. Publication.

Evans-Martin, F.F. 2009. Genes and Disease: Down Syndrome. USA: Chealse House Publishers.

Kawanto, F.H. dan Soedjatmiko. (2007). Pemantauan Tumbuh Kembang Anak dengan Sindrom Down. Sari Pediatri, 9(3): pp. 185 – 190.

Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS). (2019). Trisomy 21 Down Syndrome. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Puspa, D.S. (2017). Sindrom Down di Sekolah Luar Biasa Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Skripsi Departemen Biologi FMIPA Institut Pertanian Bogor.

Rahma, M.S. dan Indrawati, S.I. (2017). Pengalaman Pengasuhan Anak Down Syndrome (Studi Kualitatif Fenomenologis pada Ibu yang Bekerja). Jurnal Empati, 7(3): pp. 223 – 232.

Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., and Jackson, R.B. 2011. Campbell Biology: Ninth Edition. USA: Pearson Education.

Sari, C.P. (2014). Meningkatkan Kemampuan Mengenal Nama-Nama Anggota Tubuh melalui Metode Bermain bagi Anak Down Syndrome. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, 3(1): pp. 350 – 361.

Suryo. (2001). Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Vashit M, Neelkmal, Grow K. 2013. Does any corellation exist between IQ level, diagnosis age & morphological parameters in Down syndrome patient?. Int J Theor App Sci. 5(2): pp. 79-88.

Wiryadi, S.S. (2014). Pola Asuh Orang Tua dalam Upaya Pembentukan Kemandirian Anak Down Syndrome X Kelas D1/C1 di SLB Negeri 2 Padang. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, 3(3): pp. 737 – 746.

Yeni, M.F., Fatmawati., dan Yunus, M. (2013). Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka 1 sampai 5 melalui Media Power Point bagi Anak Down Syndrome. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, 2(3): pp. 845 – 853.


Article Metrics

 Abstract Views : 4075 times
 PDF Downloaded : 1716 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Jurnal Penelitian Pendidikan Khusus

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.