CHARACTER EDUCATION VALUES IN PACITAN FOLKLORE
(1)   Indonesia
(2) FKIP Univ. Sebelas Maret  Indonesia
(3) FKIP Univ. Sebelas Maret  Indonesia
Corresponding Author
Copyright (c) 2017 Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Seni
DOI : https://doi.org/10.24036/komposisi.v18i1.7925
Full Text: Language : id
Abstract
Folklore as one of the cultural output with robust value of character education from of the community where the story was created and developed. The study aims to describe the value of character education in the compilation of folklore. The method used is qualitative descriptive method with data source of research in the form of folklore from Pacitan published by Grasindo 2004 which contains 10 story titles. The research data is collected by reading the story plot as well as the content of the meaning or message in each story and noting. Data analysis is done by content analysis technique, that is research analysis that want to reveal the idea of writer or creator both manifested and latent. The results show that Pacitan folklore as a literary work contains the value of character education which includes: (1) religious, (2) honest, (3) hard work, (4) creative, (5) curiosity, (6) Spirit of nationalism, (7) respecting achievement, (8) love of peace, (9) environmental care, (10) social care, and (11) responsibility. These values form the basis that folklore is used as a medium for introducing stories that ancestors believed to their descendants, as well as being a means of educating their character.
Keyword: character education, folklore, Pacitan.
MUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA RAKYAT DI PACITAN
Abstrak
Cerita rakyat sebagai salah satu produk kebudayaan tentu sarat akan nilai pendidikan karakter dari masyarakat tempat cerita itu lahir dan berkembang. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam kumpulan cerita rakyat tersebut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan sumber data penelitian berupa Buku Cerita Rakyat dari Pacitan terbitan Grasindo 2004 yang memuat 10 judul cerita. Data penelitian dikumpulkan dengan membaca secara cermat terkait alur cerita maupun kandungan makna atau amanat dalam setiap cerita dan melakukan pencatatan. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis isi (content analysis), yakni analisis penelitian yang mengungkap gagasan penulis atau pencipta baik yang termanifestasi maupun yang laten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cerita Rakyat dari Pacitan sebagai suatu karya sastra mengandung nilai pendidikan karakter yang meliputi: (1) religius, (2) jujur, (3) kerja keras, (4) kreatif, (5) rasa ingin tahu, (6) semangat kebangsaan, (7) menghargai prestasi, (8) cinta damai, (9) peduli lingkungan, (10) peduli sosial, dan (11) tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut menjadi dasar bahwa cerita rakyat selain digunakan sebagai media memperkenalkan kisah-kisah yang diyakini nenek moyang kepada keturunannya, juga bisa sekaligus menjadi sarana mendidik karakter pada diri mereka.
Kata kunci: pendidikan karakter, cerita rakyat, Pacitan.References
Almerico, G. M. (2014) Building character through literacy with children’s literature. Research in Higher Education Journal, vol 26, 1-13.
Daulay, I.R. (2014). Educative values in the lyric of onang-onang songs in the wedding ceremony of Batak Angkola, South Tapanuli Regency, Province of North Sumatra. Komposisi, XV(2), 148-165.
Dewantara, K. H. (1977). Bagian pertama: Pendidikan, cetakan kedua. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.
Endraswara, S. (2012). Metodologi penelitian kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Fawaid, A. (2013). Perjumpaan etis dengan wajah yang lain: Membaca karya sastra dengan “Etika” Levinasian. Jurnal Poetika, I (2), 131-142.
Hidayatullah, F. (2010). Pendidikan karakter: Membangun peradaban bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.
Indiarti, W. (2017). Nilai-nilai pembentuk karakter dalam cerita rakyat asal-usul watu dodol. Jentera, 6(1), 26-41.
Kementerian Pendidikan Nasional. (2011). Panduan pelaksanaan pendidikan karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Muktadir, A. & Agustrianto. (2014). Pengembangan model mata pelajaran muatan lokal berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan karakter di sekolah dasar Provinsi Bengkulu. Jurnal Pendidikan Karakter, IV( 3), 318-331.
Mulyasa. (2012). Manajemen pendidikan karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Normawati. (2014). Penentuan cerita rakyat Sentani, Jayapura, kasuari dan burung pipit sebagai bahan bacaan siswa SD. Metasastra, 7(2), 201-214.
Prestwich, D. L. (2004) Character education in America’s schools. The School Community Journal, 14 (1), 139-150.
Ratna, N. K. (2014). Peranan karya sastra, seni, dan budaya dalam pendidikan karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rosa, N. R. (2012). Tipe eufimisme dalam cerita rakyat Minangkabau. Lingua Didaktika, 6(1), 67-77.
Santosa, E. dan Tojib. (2004). Cerita rakyat dari Pacitan. Jakarta: PT. Grasindo.
Sutopo, B. dan Arif M. (2015). Kearifan lokal dalam cerita rakyat Pacitan. Surakarta: Oase Pustaka.
Wibowo, A. (2013). Pendidikan karakter berbasis sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Youpika, F. & Zuchdi, D. (2016). Nilai pendidikan karakter cerita rakyat Suku Pasemah Bengkulu dan relevansinya sebagai materi pembelajaran sastra. Jurnal Pendidikan Karakter, VI(1), 48-58.
Article Metrics
Abstract Views : 589 timesPDF (Bahasa Indonesia) Downloaded : 112 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Seni
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.