CHARACTER EDUCATION VALUES IN THE SAPARAN TRADITION FOLKLORE ON WRITING SKILLS LEARNING
(1) Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia  Indonesia
(2) Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia  Indonesia
(3) Program Studi Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia  Indonesia
Corresponding Author
Copyright (c) 2017 Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Seni
DOI : https://doi.org/10.24036/komposisi.v18i1.7727
Full Text: Language : id
Abstract
Abstract
This study aims to describe the value of character education of folklore in the Saparan tradition for the improvement of writing skills on learning in High School. This type of research is descriptive qualitative by deepening the history and education value through direct observation, interview, and document analysis. The validity of this study used triangulation of data and sources. Based on the results of analysis using Roland Barthes's semiotics theory validated by in-depth interviews, it is concluded that the values of character education in this Saparan tradition are the value of social care, the value of cultural education, and religious values. The substance of this research is to provide an understanding of the history and value of folklore in the Saparan tradition as a learning material for improving writing skills.
Keywords: education value ,folklore,writing skill.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan nilai pendidikan karakter cerita rakyat dalam tradisi Saparan untuk peningkatan keterampilan menulis pada pembelajaran di Sekolah Menengah Atas. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan mendalami sejarah dan nilai pendidikan melalui observasi langsung, wawancara, dan analisis dokumen. Validitas penelitian ini menggunakan triangulasi data dan sumber. Berdasarkan hasil analisis menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang divalidasi dengan wawancara mendalam, disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter dalam tradisi Saparan ini adalah nilai peduli sosial, nilai pendidikan budaya, dan nilai religius. Substansi dari penelitian ini adalah memberi pemahaman tentang sejarah dan nilai pada cerita rakyat dalam tradisi Saparan sebagai bahan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menulis.
Kata Kunci: nilai pendidikan, cerita rakyat, keterampilan menulis.References
Abbas, S. (2006). Pembelajaran bahasa Indonesia yang efektif di sekolah dasar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Abdullah, I. (2002). Makna simbolis gunungan kakung, dalam simbol, makna dan pandangan hidup jawa. Analisis gunungan pada upacara garebeg. Yogyakarta: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.
Amri, Z. (2016). Word and sentence production of elementary school students at grade III, IV, III, IV, Study at SDN 09 Air Tawar Barat Padang. Lingua Didaktika. Vol. 10 (2). Hlm. 172-181.
Dafalla, M. M. (2015). Interpretations of a Sudanese folktale. American International Journal of Contemporary Research. Vol. 5, No. 5; Oktober 2015.
Danandjaja, J. (2007). Folklor Indonesia, ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Djibran, F. (2008). Writing is amazing. Yogyakarta: Juxtapose.
Humaeni, A. (2012). The local tradition of magical practices in Banten society. Jurnal Islam, El Harakah. Vol.14.
Islami, M. E. N. dan M. Ikhsanudin. 2014. Simbol dan Nilai pendidikan budaya Yaqowiyyu di Jatinom Klaten. Jurnal Media Wisata. Vol. 12, No. 2, November 2014. Halaman: 102-115.
Janthaluck, M. dan Wilailak O. (2012). Folklore, restoration of social capital and community culture. Procedia - Social and Behavioral Sciences. Vol. 65. Hlm: 218-224.
Kasim, R. dan J. Pardosi. (2000). Struktur sastra lisan Batak Toba. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
Mulyana, D. (2001). Metodologi penelitian kualitatif: paradigma ilmu komunikasi dan ilmu sosial lainnya. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Perda Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Lindung Kabupaten Klaten. Paragraf 3 Pasal 54 ayat 2.
Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klaten Tahun 2011-2031.
Ramadhani. (2015). Pemanfaatan media lingkungan sekitar untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas V. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. 4 (1): Januari 2015.
Ratna, N. K. (2013). Peranan Karya Sastra, Seni, dan Budaya dalam Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Renier, G. J. (1997). Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rusdi. (2016). Culture, its dimensions and implications to the teaching English. Lingua Didaktika. Vol. 10 (1). Hlm. 84-94.
Santoso, S. (2010). Teori-teori psikologi sosial. Bandung: Refika Aditama.
Simatupang, G. R. (2011). Penelitian cerita rakyat. Yogyakarta: Makalah Seminar Kegiatan Peningkatan Mutu Tenaga Teknis Balai Bahasa Yogyakarta.
Sujarwa. (1998). Manusia dan fenomena budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sumarni, S. (2014). Pemanfaatan media lingkungan alam sekitar sebagai alternatif pembelajaran menulis karangan deskripsi bagi siswa kelas v sekolah dasar. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia.
Suparlan, Darni Ragil. 2012. Media Bahasa Jawa Menghadapi Era Global. Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Tarigan, H. G. (2008). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tinarbuko, S. (2008). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
Umayanah, S. (2009). Pemanfaatan Media Lingkungan Sekitar Sekolah untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Kelas IV SDN Resapombo 03 Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar. Tesis. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Wardhana, W. A. dan A. S. Ardianto. (2007). Menyingkap Rahasia Jadi Penulis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Article Metrics
Abstract Views : 665 timesPDF Downloaded : 111 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Seni