Pelaksanaan Bimbingan Pengembangan Diri Pada Anak Down syndrome Berprestasi (Deskriptif Kualitatif di SLB YPPLB Padang)”Skripsi. Padang : Jurusan Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang

RADHIA MARDHIAH(1),
(1)   Indonesia

Corresponding Author
Copyright (c) 2017 E-JUPEKhu

DOI : https://doi.org/10.24036/jupe76650.64

Full Text:    Language : en

Abstract


Radhia Mardhiah (2015):“Pelaksanaan Bimbingan Pengembangan Diri Pada Anak Down syndrome Berprestasi (Deskriptif Kualitatif di SLB YPPLB Padang)”Skripsi. Padang : Jurusan Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.

Penelitian ini dilatarbelakangi dari adanya temuan anak down syndromeberprestasi di SLB YPPLB Padang, berprestasi adalah asuhan dan didikan dari sekitar salah satunya adalah orang tua dan guru sekolah. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaan bimbingan pengembangan diri pada anak down syndrome berprestasi di SLB YPPLB Padang.Metode ini bersifat deskriptif kualitatif, yang difokuskan pada pelaksanaan atau persiapan yang diberikan sekolah, kendala yang dihadapi sekolah dan upaya untuk kendala yang dihadapi sekolah yang diberikan pada anak down syndrome. subjek penelitian ini adalah guru musik dan kepala sekolah di SLB YPPLB Padang. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi , wawancara dan dokumentasi.

     Hasil penelitian ini yaitu sekolah memberi persiapan dengan memberi fasilitas yang disukai anak untuk mengembangkan potensi, serta diberi pelatih khusus dengan jadwal 2 kali dalam seminggu, guru memberikan peralatan yang cukupdengan cara melalui proses evaluasi serta menggunakan metode demonstrasi eksperimen dan memperhatikan kondisi anak. Guru melatih anak dengan cara selalu mendampingi anak setiap latihan dan memperhatikan kesalahan pada anak dan latihan yang dilakukan oleh guru di sekolah sangat santai dan menyenangkan.

Kata Kunci : Pengembangan Diri ; Anak Down Syndrome ; Berprestasi

  1. A.  Pendahuluan

Anak yang mempunyai kemampuan intelektual jauh dibawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidak cakapan terhadap komunikasi sosial, seperti halnya anak down syndrome memiliki kondisi keterbelakangan fisik dan mental yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom, dimana yang telah kita ketahui bahwa anak down syndrome mengalami gangguan pada IQ nya, Anak tunagrahita tidak biasanya berprestasi, namun peneliti ingin memberi tahu bahwa“Anak Tunagrahita Bisa Berprestasi dan Membanggakan”. Peneliti menemukan seorang anak down syndrome memiliki prestasi dan keterampilan dibidang non akademik. Berkaitan dengan permasalahan tersebut langsung penulis berminat untuk mengangkat tentang pelaksanaan bimbingan pengembangan diri yang diberikan sekolah kepada anak berkebutuhan khusus (down syndrome) berprestasi, usaha apa yang dilakukan guru dalam mengembangkan prestasi anak down syndrome x, bagaimana jadwal yang diberikan sekolah, metode apa yang dipakai, bagaimana persiapannya, program pelaksanaanya, medianya serta peralatannya. Prestasi yang didapat Jesrian yakni pada tahun 2010 sudah memiliki prestasi juara I tingkat propinsi dan juara III pada perlombaan SOINA, pada tahun 2012 Jesrian mendapatkan juara I tingkat kota dan juara II tingkat propinsi pada perlombaan memainkan alat musik.

Pada tahun 2013 mendapatkan juara I tingkat kota, pada tingkat propinsi juga mendapatkan juara I di kota medan pada perlombaan memainkan alat musik (dram). Prestasi terakhir tahun 2014 pada bulan maret ini Jesrian di utus sekolahnya untuk mengikuti festival dan lomba seni siswa nasional (FLS2N) Lomba Memainkan Alat Musik Modrem tingkat SMPLB PK- LK DIKNAS  di kota Semarang Jesrian pun memdapatkan juara I tingkat kota dan juga mendapatkan juara I pada tingkat propinsi, dan Jesrian ini juga ingin memecahkan rekor muri dengan memainkan alat musik modren sekitar 29 lagu dalam satu setengah jam dengan spontan, Jesrian sering diundang di kantor gubernur pada acara pejabat - pejabat. Semua penonton yang menyaksikan penampilan Jesrian ini meneteskan air mata dan tak bisa mengeluarkan kata - kata saat melihatnya, apapun lagu yang ingin dinyanyikan, anak Jesrian bisa memainkan musiknya secara spontan, sungguh menakjubkan seorang down syndrom bisa memainkan alat musik yang menurut kita itu sulit dilakukan oleh anak - anak apalagi anak down syndrome. Ada juga anak down syndrome lainnya seperti widya yang mendapat kan juara 1 tingkat kota pada perlombaan bocce dan rere juara 2 tingkat kota pada perlombaan renang.Kepala sekolah sangat antusias untuk mengembangkan potensi anaknya, dwon syndrome  dan anak - anak lainnya. Semua peralatan yang mendukung potensi anak- anak disekolah di penuhi seperti alat musik (drum), angklung, rebana, gitar, piano, tambur, lapangan olahraga, peraltan olahraga dan lain - lain. Dengan latihan musik yang didalami Jesrian, saat diberikan bimbingan sekolah merasakan manfaat bagi anak - anak mereka yaitu mudah terkontrol, mudah diatur, mau bekerja sama dan mau memperhatikan perintah.


Article Metrics

 Abstract Views : 1163 times
 PDF Downloaded : 334 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 E-JUPEKhu