THE INTANGIBLE CULTURAL HERITAGE OF MINANGKABAU TRADITIONAL EXPRESSIONS: The Local Wisdom of the Society in Advising and Noble Advicing
(1) PKH FBS Universitas Negeri Padang  Indonesia
Corresponding Author
Copyright (c) 2017 Humanus
DOI : https://doi.org/10.24036/jh.v15i2.6513
Full Text: Language : id
Abstract
WARISAN BUDAYA TAKBENDA UNGKAPAN TRADISIONAL MINANGKABAU: Kearifan Lokal Masyarakat tentang Tunjuk Ajar dan Nasihat-nasihat Mulia
Abstract
This paper contains a discussion of oral tradition traditional expression of Minangkabau proverb within the framework of the research of oral literature and folklore. Traditional expressions are related to advise about wisdom and belief, while belief is closely linked to the traditions and customs. All of which are summarized in two main points, namely culture and ideology. The ways to convey the noble advice through traditional expression uttered by using parables and comparisons which the meaning conveyed figuratively (indirectly), is one of the local wisdoms in Minangkabau community in building character education. Parables and comparisons can be made by refering to the properties and characteristics of plants (flora), animal (fauna), or on human behavior. It is important to categorize the parables and comparisons contained in traditional expressions of the Minangkabau proverbs. The categorization is formulated based on the real categorization made by the owner of intagible cultural heritage, namely the Minangkabau society. Based on this categorization, it can be identified the local wisdom about how the Minangkabau people give advice to the society in developing the society integrity, social control, blending the shattered power for social solidarity, group identity, and maintaining communal harmony.
Keyword: intagible cultural heritage, category, traditional expression proverb, Minangkabau society
Abstrak
Makalah ini berisi pembahasan tentang tradisi lisan ungkapan tradisional peribahasa Minangkabau dalam kerangka penelitian sastra lisan dan folklor. Ungkapan tradisional peribahasa berkaitan dengan tunjuk ajar kearifan dan keyakinan, sedangkan keyakinan berhubungan erat dengan tradisi dan kebiasaan. Kesemuanya itu terangkum pada dua hal pokok, yaitu kebudayaan dan ideologi. Cara menyampaikan tunjuk ajar nasihat-nasihat mulia melalui ungkapan tradisional yang diutarakan dengan menggunakan bahasa perumpamaan dan perbandingan yang maknanya disampaikan secara kias (tidak langsung), merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat Minangkabau di dalam menanamkan pendidikan karakter. Perumpamaan dan perbandingan dapat dilakukan dengan merujuk pada sifat dan karakteristik tumbuh-tumbuhan (flora), hewan (fauna), atau pada perilaku manusia. Perumpamaan dan perbandingan yang terdapat di dalam ungkapan tradisional peribahasa Minangkabau penting dirumuskan pengkategoriannya. Pengkategorian dirumuskan berdasarkan pengkategorian yang sesungguhnya telah dilakukan oleh masyarakat pemilik warisan budaya tak benda ini, yaitu masyarakat Minangkabau. Berdasarkan pengkategorian ini sekaligus dapat diidentifikasi kearifan lokal tentang bagaimana masyarakat Minangkabau melakukan tunjuk ajar di dalam mengembangkan integritas masyarakat, melakukan kontrol sosial, memadukan kekuatan bersama yang terpecah untuk solidaritas sosial, identitas kelompok, dan menjaga harmonisasi komunalnya.
Kata kunci: warisan budaya tak benda, kategori, ungkapan tradisional peribahasa, masyarakat Minangkabau
Keywords
References
Aksa, Yati Haswidi. 1990. “Rubah dan Kancil Suatu Gambaran Tatanan dunia: Studi Bandingan Beberapa Fabel Karya La Fontaine dan Satjadibrata.“ Disertasi. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia
Bakar, Jamil, dkk. 1981. Sastra Lisan Minangkabau. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Bakar, Jamil, dkk. 1979. Kaba Minangkabau Jilid 1 dan Jilid 2. Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Barthes, Roland. 2003. Mitologis (terjemahan Christian Ly). Bandung: Dian Aksara Press
Cholifah. 2003. “Anafora dan katafora pada Wacana Dongeng Anak serta Implikasinya bagi Pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia.” Disertasi. Jakarta: FBS Universitas Negeri Jakarata
Danandjaja, James. 1984. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, Dan Lain-lain. Jakarta: Grafiti Pers
Fanany, Ismet and Rebecca Fanany. 2008. Four is Odd Five is Even: The Cognitive Frame Work of Malay Proverb. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka
Fanany, Ismet and Rebecca Fanany. 2003. Wisdom of The Malay Proverb. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka
Hasanuddin WS. 2015a. Ttransformasi dan produksi Sosial Teks Melalui Tanggapan dan Penciptaan Karya Sastra. Bandung: Angkasa
Hasanuddin WS. 2015b. “Kearifan Lokal dalam Tradisi Lisan Kepercayaan Rakyat Ungkapan Larangan tentang Kehamilan, Masa Bayi, dan Kanak-kanak Masyarakat Minangkabau Wilayah Adat Luhak Nan Tigo” dalam Jurnal Kembara: Jurnal Ilmu Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Volume 1, Nomor 2 hlm. 198—204 PISSN 2442-7632 EISSN 2442-9287. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Iskandar, Nur Sutan, dkk. 1961. Peribahasa. Jakarta: Balai Pustaka
Junus, Umar. 1993. Dongeng tentang Cerita. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka
Keyzer, S. 1862. “Een Verzameling van Javaansche Spreekwoordelijk Uitdrukkingen (Satu Himpunan Peribahasa Jawa. Bijragen tot de Taal-, Land-en Volkenkunde van Nederlands Indie. Deel 99 (halaman 161—201)
Latief, Ch. N. 2002. Etnis dan Adat Minangkabau. Bandung: Angkasa
Navis, A.A. 1984. Alam Terkembang Jadi Guru: Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Grafiti Press
Rusyana, Yus. 2000. Prosa Tradisional: Pengertian, Klasifikasi, dan Teks. Jakarta: Pusat Bahasa
Sunardjo, Nikmah, dkk. 2000. Struktur Karya dan Nilai Budaya. Jakarta: Pusat Bahasa
Salahuddin, Amar. 2014. Tradisi Lisan Maondu Pojo: Senandung Menidurkan Anak Masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat. Padang: Suka Bina Press
Taum, Yoseph Yapi. 2011. Studi Sastra Lisan: Sejarah, Teori, Metode, dan Pendekatannya Disertai Contoh Penerapannya. Yogyakarta: Lamalera
Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya
Udin, Syamsuddin. 1993. Seri Tradisi Lisan Nusantara: Rebab Pesisir Selatan Malin Kundang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Article Metrics
Abstract Views : 1358 timesPDF (Bahasa Indonesia) Downloaded : 367 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Humanus
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.