KEBERTAHANAN RUMAH GADANG DAN PERUBAHAN SOSIAL DI WILAYAH BUDAYA ALAM SURAMBI SUNGAI PAGU, KABUPATEN SOLOK SELATAN
(1)   Indonesia
Corresponding Author
Copyright (c) 2016 Humanus
DOI : https://doi.org/10.24036/jh.v15i1.6417
Full Text: Language :
Abstract
THE VIABILITY OF MINANGKABAU TRADITIONAL HOUSE AND SOCIAL CHANGE IN THE CULTURAL NATURE SURAMBI SUNGAI PAGU, SOUTH SOLOK REGENCY
This article is the extract of research conducted in a region that was ever proposed to UNESCO to be one of world heritage cultures about the survival of rumah gadang in culture region Alam Surambi Sungai Pagu, Solok Selatan regency, West Sumatera. This phenomenon is unique, because it is “in contradiction to” common phenomenon in others region in Minangkabau, in which rumah gadang tends to be more and more extinct as the impact of socio-cultural changes to Minangkabau society. This research is qualitative with naturalistic approach. Result of the research found six (6) factors that cause phenomenon of rumah gadang survival in that region, namely 1) factor of maintaining value, prestige and respectability of community and status of “kepenghuluan” to the community, 2) factor of “merantau”, 3) factor of the principle “patah tumbuh hilang berganti”, 4) factor of local genius “mangguntiang sibak baju”, 5) factor of local genius; “balah pinang” and 6) factor of tourists destination.
Keywords: world heritage, cultures, viability, rumah gadang
Abstrak
Artikel ini merupakan intisari dari penelitian yang dilaksanakan di sebuah wilayah yang pernah diusulkan kepada UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia tentang kebertahanan rumah gadang yang terdapat di wilayah budaya Alam Surambi Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Fenomena ini unik, karena kontradikitif dengan fenomena umumnya di wilayah-wilayah lain di Minangkabau, di mana terdapat kecendrungan rumah gadang makin lama makin punah sebagai dampak perubahan sosio-kultural pada masyarakat Minangkabau. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan naturalistik. Penelitian ini menemukan enam faktor penyebab fenomena kebertahanan rumah gadang di wilayah ini, yaitu 1) faktor menegakkan harkat, martabat dan kehormatan kaum dan gelar kepenghuluan yang melekat pada kaum, 2) faktor merantau, 3) faktor asas patah tumbuh hilang berganti, 4) faktor lokal jenius “mangguntiang sibak baju”, 5) faktor lokal jenius “balah pinang” dan 6) faktor kawasan destinasi wisata.
Kata Kunci: warisan dunia, budaya, kebertahanan, rumah gadang.
Keywords
References
Bodi, Revian. 1996. Tradisi Bermukim Masyarakat Minangkabau dari Tradisional ke Modern. Bandung: ITB, Tesis.
Bakti. 1989. “Pergeseran Peranan Laki-laki dalam Masyarakat Minangkabau” dalam Junrnal Antropologi, No. 37 Tahun XIII, Jakarta.
BPPP Batusangkar. 2007. “Laporan Studi Master Plan Kawasan Koto Baru Solok Selatan Sumatera Barat”. Batusangkar:BPPP.
Couto, Nasbahry. 1998. “Unsur-Unsur Visual dan Makna pada Bangunan Tradisional Minangkabau” . Tesis. Bandung: ITB.
Dinas Permuseuman Sumatera Barat. 1979. Arsitektur Tradisional Minangkabau: Rumah Gadang. Padang: Dinas Permeseuman.
Davis, Kingsley. 1960. Human Society. New York: The MacMillan Company.
Evers, Hans-Dieter. 1993. “Simbolisme Perkotaan di Indonesia: Kasus Padang Kota Tercinta”, dalam Prisma No. 4, LP3ES.
Esten, Mursal. 1993. Minangkabau: Tradisi dan Perubahan. Padang: Angkasa Raya.
Garna, Yudistira K. 1992. Teori-Teori Perubahan Sosial. Bandung: Universitas Padjadjaran, Program Pascasarjana.
Koentjaraningrat. 1997. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.
Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Kato, Tsoyoshi. 1982. Matriliny and Migration: Envolving Minangkabau Tradition in Indonesia. Ithaca and London: Cornell University Press, First Published.
Lauer, Robert H. 1993. Perspektif Tentang Perubahan Sosial, Terjemahan Aliman dan SU. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press.
Navis, Ali Akbar. 1986. Alam Terkembang Jadi Guru: Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Grafitipers.
Proyek Inventarisasi Nilai-Nilai Budaya Daerah. 1991. Arsitektur Tradisional Daerah Sumatera Barat. Jakarta: Depdikbud.
Radjab, Muhammad. 1969. Sistem Kekerabatan di Minangkabau. Padang: Center for Minangkabau Studies Press.
Syarifuddin, Amir. 1984. Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam dalam Lingkungan Adat Minangkabau. Jakarta: Gunung Agung.
Sairin, Sjafri. 1992. “Beberapa Catatan tentang Perubahan Kebudayaan Minangkabau” dalam Mestika Zed dkk (ed), Perubahan Sosial di Minangkabau. Universitas Andalas: Pusat Sudi PPSB.
Soekanto, Soerjono. 1986. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.
Syafwan. 2001. “Rumah Gadang dan Kekerabatan Matrilineal: Kajian Fungsi Rumah Gadang dalam Perubahan Sosial Minangkabau”. Tesis. Surabaya: Universitas Airlangga.
Syafwan. 2013. “Rumah Gadang Baru: Kajian Fungsi dan Maknanya Bagi Masyarakat Minangkabau dalam Perspektif Perubahan Sosial”. Laporan Penelitian. Padang: Universitas Negeri Padang.
Usman, Ibenzani. 1990. Makna-Makna Adati dalam Ragam Hias Rumah Gadang Minangkabau. Padang: IKIP.
Weilenman, Alexander. 1994. Riset Evaluasi dan Perubahan Sosial, Terjemahan Soenarwan. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Zed, Mestika, 1992. “Perubahan Sosial Minangkabau: Beberapa Catatan Pengantar” dalam Mestika Zed dkk, (ed), Perubahan Sosial di Minangkabau. Padang: Universitas Andalas.
Zen, Lokman Mohd. 1995. “Perlambangan Dalam Seni Bina Tradisional Minangkabau” dalam Journal of Malay Letters, Jilid I/BI. Malaysia: Jabatan Persuratan Melayu.
Article Metrics
Abstract Views : 16451 timesPDF (Bahasa Indonesia) Downloaded : 756 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Humanus