Pengembangan Takakura Otomatis Berbasis ESP32 untuk Mendukung Pengolahan Sampah Rumah Tangga
(1) DN  Indonesia
(2) Univertistas Dian Nuswantoro  Indonesia
(3) Univertistas Dian Nuswantoro  Indonesia
Corresponding Author
DOI : https://doi.org/10.24036/voteteknika.v12i3.128446
Full Text: Language : id
Abstract
Sampah merupakan persoalan penting yang menjadi tanggung jawab bersama. Tempat pembuang akhir Jawa Tengah terbesar berada di Jatibarang Semarang. Disana dapat menampung sampah 800 ton/hari yang sebagian besar 70% berasal dari Semarang. Kondisi tersebut dapat menyebabkan semakin meningkatnya penumpukan sampah di masa yang akan datang. Hingga kini, sampah organik rumah tangga sering dibuang tanpa pemanfaatan lebih lanjut karena dianggap tidak berguna. Pengolahan sampah organik yang sering digunakan adalah sitem takaura yaitu memanfaatkan sampah organic menjadi pupuk organic. Namun kendala yang dihadapi adalah pengomposan tidak terjadi dengan sempurna karena kurangnya pematauan dan pengadukan yang mengakibatkan panas yang berlebih. Penelitian ini merupakan pengembangan takakura yang bertujuan untuk mengurangi sampah rumah tangga dengan metode takakura. Sistem Takakura ini dilengkapi dengan sistem kendali otomatis untuk mengaduk dan monitoring sensor gas dan kelembaban. Hasil pengujian dan pengukuran selama empat hari didapatkan bahwa alat dapat mengaduk secara otomatis 100% tepat sesuai jam yang di tentukan. Dan sensor dapat mendeteksi gas VOC, karbon dioksida dan monoksida dengan sensor MQ4, MQ9, dan SGP30 dapat digunakan untuk mendeteksi gas yang ditimbulkan oleh factor mircoorgsnisme pada takakura tersebut. Gas VOC yang dideteksi mengalami peningkatan 87,6% , dan karbon dioksida 25,1%. Sedangkan kelembaban mengalami penurunan sebesar 48,2% selama empat hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat dapat bekerja dengan semestinya.
Kata kunci : Takakura, Otomatis, ESP32, Sampah Rumah Tangga.
Waste is an important issue that is a shared responsibility. The largest landfill in Central Java is in Jatibarang, Semarang. There it can accommodate 800 tons of waste/day, most of which 70% comes from Semarang. This condition can cause an increase in waste accumulation in the future. Until now, household organic waste is often thrown away without further use because it is considered useless. The organic waste processing that is often used is the Takaura system, which uses organic waste to become organic fertilizer. However, the problem faced is that composting does not occur perfectly due to lack of monitoring and stirring which results in excessive heat. This research is a development of takakura which aims to reduce household waste using the takakura method. This Takakura system is equipped with an automatic control system for stirring and monitoring gas and humidity sensors. The results of testing and measurements for four days showed that the tool could stir automatically 100% exactly according to the specified time. And sensors can detect VOC, carbon dioxide and monoxide gases with the MQ4, MQ9 and SGP30 sensors which can be used to detect gases caused by the microorganism factor in the takakura. The VOC gas detected increased by 87.6%, and carbon dioxide by 25.1%. Meanwhile, humidity decreased by 48.2% over four days. So it can be concluded that the tool can work properly..
Keywords: Takakura, Automatic, ESP32, Household Waste.
References
I. M. Harjanti and P. Anggraini, “Pengelolaan Sampah Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Kota Semarang,” J. Planol., vol. 17, no. 2, p. 185, 2020, doi: 10.30659/jpsa.v17i2.9943.
A. K. Putri, “Pengolahan Sampah kompos Di Masyarakat Dengan Metode Takakura Processing of Compost Waste in the Community with the Takakura Method,” Pros. SAINTEK Sains dan Teknol., vol. 2, no. 1, pp. 482–487, 2023.
D. A. Mayasari, “Atasi Limbah Organik Melalui Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos Metode Keranjang Takakura Kepada Kelompok Dawis Cempaka Semarang,” Abdimasku J. Pengabdi. Masy., vol. 4, no. 1, p. 49, 2021, doi: 10.33633/ja.v4i1.145.
D. Z. Vivi, Surachman, Setia Budi, Agus Hariyanti, Rahmidiyani, and Siti Hadijah, “Pelatihan Pembuatan Kompos Organik dengan Metode Takakura dan Cara Aplikasinya di Desa Punggur Kecil,” Bakti Budaya, vol. 5, no. 2, pp. 158–165, 2022, doi: 10.22146/bakti.4659.
A. Aristoteles et al., “Pembuatan Pupuk Kompos dari Limbah Organik Rumah Tangga di Desa Gedung Harapan, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan,” Buguh J. Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 1, no. 1, pp. 17–24, 2021, doi: 10.23960/buguh.v1n1.64.
D. Jumiarni, R. Z. Eka Putri, and N. Anggraini, “Penerapan Teknologi Kompos Takakura Bagi Masyarakat Desa Tanjung Terdana Kecamatan Pondok Kubang Bengkulu Tengah Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Sadar Lingkungan,” Dharma Raflesia J. Ilm. Pengemb. dan Penerapan IPTEKS, vol. 18, no. 1, pp. 63–70, 2020, doi: 10.33369/dr.v18i1.11065.
R. D. M. Simanungkalit, Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. 2006.
L. Murbandono HS, Membuat kompos. 2008.
M. Okusa, “Undang-Undang Republik Indonesia No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah,” Undang. Republik Indones. No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, vol. 49, pp. 69–73, 2008.
D. Clasissa Aulia et al., “Peningkatan Pengetahuan dan Kesadaran Masyarakat tentang Pengelolaan Sampah dengan Pesan Jepapah,” J. Pengabdi. Kesehat. Masy., vol. 1, no. 1, pp. 62–70, 2021.
P. Tutuko, “Permukiman,” vol. 2, no. 18, pp. 1–14, 2008, doi: 10.13140/RG.2.1.3996.3043.
J. Pengabdian and K. Masyarakat, “Darmacitya Darmacitya,” vol. 1, pp. 21–29, 2021.
A. Ibnul Rasidi, Y. A. H. Pasaribu, A. Ziqri, and F. D. Adhinata, “Klasifikasi Sampah Organik dan Non-Organik Menggunakan Convolutional Neural Network,” J. Tek. Inform. dan Sist. Inf., vol. 8, no. 1, pp. 142–149, 2022, doi: 10.28932/jutisi.v8i1.4314.
E. A. Ni’mah and D. A. Susila, “Pemanfaatan Limbah Anorganik,” SULUH J. Seni Desain Budaya, vol. 5, no. 2, pp. 21–27, 2022, doi: 10.34001/jsuluh.v5i2.4222.
H. S. Carolina, N. Hakim, T. A. Setiawan, T. M. Sari, and A. F. Dewi, “Pelatihan Kompos Organik Metode Keranjang Takakura Di Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi),” Dedik. J. Pengabdi. Masy., vol. 2, no. 1, p. 132, 2020, doi: 10.32332/d.v2i1.2047.
D. Nurcipto, “Rancang Bangun Sistem Pendeteksi Kebusukan Bawang Merah Untuk Meminimalisasi Kerugian,” Semin. Univ. PGRI Semarang, SENS, 2015.
I. Anas and Y. Setiadi, “Produksi Gas Karbon Dioksida Selama Proses Bioremediasi Limbah Heavy Oil Dengan Teknik Landfarming,” Chem. Prog., vol. 3, no. 1, pp. 1–5, 2012.
Article Metrics
Abstract Views : 74 timesPDF (Bahasa Indonesia) Downloaded : 19 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.