Makna Tor-Tor Naposo Nauli Bulung pada Pesta Perkawinan di Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal

Derhani Derhani(1), Tulus Handra Kadir(2),
(1) Prodi Pendidikan Sendratasik, Universitas Negeri Padang, Indonesia  Indonesia
(2) Prodi Pendidikan Sendratasik, Universitas Negeri Padang, Indonesia  Indonesia

Corresponding Author
Copyright (c) 2024 Derhani Derhani

DOI : https://doi.org/10.24036/js.v13i3.129822

Full Text:    Language : id; en

Abstract


Tor-Tor Naposo Nauli Bulung merupakan tarian yang ditarikan muda-mudi dengan catatan tidak boleh satu marga, misalnya panortor bermarga Nasution dengan pangayapi bermarga  Nasution. Tetapi yang boleh adalah yang berlainan marga seperti panortor bermarga Nasution dan pangayapi bermarga Batubara. Selain tidak boleh satu marga juga tidak boleh bersentuhan antara laki-laki dan perempuan karena melanggar aturan adat. Tujuan penelitian ini yakni untuk mendeskripsikan serta menganalisis Makna Tor-Tor Naposo Nauli Bulung pada pesta perkawinan di Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan metode deskriptif analitis. Objek penelitian  adalah Tari Tor-Tor Naposo Nauli Bulung Pada Pesta Perkawinan di Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal. Data yang dipergunakan penelitian ini yakni data primer serta sekunder. Instrumen utamanya adalah peneliti itu  sendiri, teknik pengumpulan data melalui tinjauan pustaka, observasi, wawancara, serta dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan makna yang terkandung dalam Tor-Tor Naposo Nauli Bulung pada pesta perkawinan. Tor-Tor Naposo Nauli Bulung memiliki makna utama dan makna baru. Makna utama Tor-Tor Naposo Nauli Bulung terbagi lima yaitu sebagai sarana penerusan nilai dalam memperlihatkan tatanan adab, sebagai bentuk kebesaran hati yang mengadakan pesta, sebagai simbol tradisi dan warisan budaya, keramahan masyarakat, dan media komunikasi antara partisipan dalam perayaan pesta. Sedangkan makna baru dalam Tor-Tor Naposo Nauli Bulung terbagi empat yaitu simbol kebersamaan dan gotong royong, ekspresi kegembiraan, penyambutan tamu, dan adaptasi modern. Tor-Tor Naposo Nauli Bulung bukan sekedar tarian, tetapi juga sebagai sarana dalam menyampaikan nilai-nilai budaya, kebersamaan, dan penghormatan dalam konteks perayaan perkawinan. Secara keseluruhan Tor-Tor Naposo Nauli Bulung tetap memainkan peran penting dalam pesta perkawinan di Kotanopan.

 

Tor-Tor Naposo Nauli Bulung ia a dance danced by young people with the caveat that they are not allowed to be from the same clan, for example panortor from the Nasution clan and pangayapi from the Nasution clan. However, those who are allowed are those from different clans, such as the such as the panortor with the Nasution surname and the pangayapi with the Batubara surname. Apart from not being allowed to be in the same clan, men and women are also not allowed to have contact because it violates customary rules. The aim of this research is to describe and analyze the meaning of Tor-Tor Naposo Nauli Bulung at wedding parties in Kotanopan, Mandailing Natal Regensy. This type of research is qualitative research that uses analytical descriptive methods. The object of this research is to research is to interpret Tor-Tor Naposo Nauli Bulung dance at the wedding party in Kotanopan, Mandailing Natal Regensy. The data used in this research are primary data and secondary data. The main instrument is the researcher himself. Data collection methods through literature reviews, observation, interviews and documentation. The research result show the meaning contained in Tor-Tor Naposo Nauli Bulung at wedding parties. Tor-Tor Naposo Nauli Bulung has a main meaning and a new meaning. The main meaning of Tor-Tor Naposo Nauli Bulung is divided inti five, namely as a means of transmitting values in showing the order of manners, as a form of magnanimity in holding parties, as a symbol of tradition and cultural heritage, community friendliness, and a medium of commucation between particippants in party celebrations. Meanwhile, the new meaning in Tor-Tor Naposo Nauli Bulung is divided into four, namely a symbol of togetherness and mutual cooperation, expression of joy welcoming guests, and modern adaptation. Tor-Tor Naposo Nauli Bulung is not just a dance, but also a means for conveying cultural values, togerherness and respect in the context of wedding celebrations. Overall, Tor-Tor Naposo Nauli Bulung still plays an important role in wedding parties in Kotanopan.


Keywords


Makna, Penggunaan, Tor-Tor Naposo Nauli Bulung

References


A.F, S. P., Kurnita, T., & Nurlaili. (2016). Bentuk Penyajian Tari Tor-Tor Naposo Nauli Bulung Pada Adat Perkawinan Mandailing di Kelurahan Pidoli Dolok. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari Dan Musik, 1, Nomor 4(November), 304–312.

Damanik, D. W. P. S. (2021). Tor-Tor Sombah: Proses Transmisi Tari Pada Masyarakat Simalungun.

Demora, C. (2021). Analisis Tari Tor-Tor Dalam Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Asal Mandailing di Kota Duri Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.

Dewi, S., Muhammad, & Sari, I. (2022). Nilai-Nilai Religi dan Filosofis Tari Tor-Tor Pada Pernikahan Adat Mandailing Natal ( Studi di Desa Huta Pungkut ). Junal Theosofi Dan Peradaban Islam, 4, 54–73.

Diana, T. (2017). Makna Tari Tortor Dalam Upacara Adat Perkawinan Suku Batak Toba. Jom, 4(1), 1–14. https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/view/13295/12859

Fiantika, F. R., Wasil, M., Jumiyati, S. R. I., Honesti, L., Wahyuni, S. R. I., Mouw, E., Mashudi, I., Hasanah, N. U. R., Maharani, A., Ambarwati, K., Noflidaputri, R., & Waris, L. (2022). Metodologi penelitian kualitatif. PT. GLOBAL EKSEKUTIF TEKNOLOGI.

Harahap, S. A., Saleh, S., & Marsa, Y. J. (n.d.). Peran Naposo Nauli Bulung Dalam Pelestarian Budaya Batak Mandailing Di Desa Bangai Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan Pendahuluan Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki keanekaragaman suku , Kabupaten Labuhanbatu Selatan . Data Bad. Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia.

Hasibuan, S. M. (2024). Analisis Gerak Tor-Tor Naposo Nauli Bulung di Desa Muaratais II Kecamatan Angkola Muaratais Kabupaten Tapanuli Selatan.

Hidayat, H. A., Nursyirwan, N., & Minawati, R. (2017). INTERAKSI SOSIAL DALAM KESENIAN KOMPANG PADA MASYARAKAT DUSUN DELIK, BENGKALIS. Bercadik: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni, 4(2), 196. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26887/bcdk.v4i2.547

Hidayat, H. A., Wimbrayardi, W., & Putra, A. D. (2019). Seni Tradisi Dan Kreativitas Dalam Kebudayaan Minangkabau. Musikolastika: Jurnal Pertunjukan Dan Pendidikan Musik, 1(2), 65–73. https://doi.org/10.24036/musikolastika.v1i2.26

Hijrati, M., & Rahmah, S. (2018). Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Tor-Tor. Gestur : Jurnal Seni Tari, 7(2), 45–51.

Malini, S., & Mansyur, H. (2024). Struktur Pertunjukan Tari Tor Tor Naposo Nauli Bulung dalam Acara Pesta Perkawinan di Sawah Mudik Kabupaten Pasaman Barat. DHARMA ACARIYA NUSANTARA : Jurnal Pendidikan, Bahasa Dan Budaya, 2(1).

Mayzuhra, A. A. (2023). Fungsi Tari Tor-Tor Naposo Nauli Bulung Bagi Masyarakat Mandailing Natal. PhD Thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/8497

Nadiroha, S., & Astuti, F. (2023). Keberadaan Tari Tor-Tor Di Jorong Silaping Kenagarian Batahan Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat. Saayun :Jurnal Ilmiah Pendidikan Tari, 1(I).

Nuraini, C. (2015). Kearifan Lingkungan Dalam Pengelolaaan Hutan, Tanah Dan Sungai Di Desa Singengu, Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara (Environmental Wisdom on Management of Forest, Soil and River in Singengu Village, Kotanopan District, Mandaili. Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 22(1), 100–105.

Nurhikmah. (2018). Pesan Komunikasi Islam Dalam Syair Seni Tarian Tor-Tor Pada Pernikahan Adat Mandailing di Kabupaten Mandailing Natal.

Putri, M. M., Desfiarni, & Darmawati. (2015). Pelestarian Kesenian Randai di Sanggar Minang Saiyo Desa Sijantang Kota Sawahlunto. E-Jurnal Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang, 4(1), 38–43.

Retnoningsih, D. A. (2017). Eksistensi Konsep Seni Tari Tradisional terhadap Pebentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar. Dialektika Jurusan Pgsd, 7(1), 20–29.

Simbolon, N. A., Sitompul, K. P., Sinambela, S. K., & Reh Bungana Beru Perangin-angin Parlaungan Gabriel Siahaan. (2024). Pelindungan Tarian Tortor Dan Gordang Sambilan Sebagai Ekspresi Budaya Tradisional Di Indonesia. Public Service and Governance Journal, 5(1), 142–156. https://doi.org/10.56444/psgj.v5i1.1234

ULYA, J. (2023). Makna Tari Tor-Tor Naposo Nauli Bulung Pada Pesta Perkawinan di Jorong Rurapatontang Kecamatan Koto Balingka Kbupaten Pasaman Barat. PhD Thesis, Universitas Negeri Padang.


Article Metrics

 Abstract Views : 21 times
 PDF Downloaded : 2 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Derhani Derhani

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.