Implementasi Non-Diagetic Sound pada Film “Onde Mande!” untuk Memberikan Efek Dramatik
(1) UIN Mahmud Yunus Batusangkar  Indonesia
(2) ISI Padangpanjang  Indonesia
Corresponding Author
Copyright (c) 2024 Andri Maijar, Jhori Andela
DOI : https://doi.org/10.24036/js.v13i2.129549
Full Text: Language : id, en
Abstract
Penelitian ini mengkaji penggunaan Non-diegetic sound dalam film "Onde Mande!" untuk meningkatkan efek dramatik dan konteks budaya Minangkabau. Film ini disutradarai oleh Paul Agusta dan mengusung genre drama komedi keluarga dengan latar budaya Minangkabau. Tujuan dalam penelitian ini adalah memberikan kontribusi penting dalam memahami peran Non-diegetic sound dalam film sebagai alat naratif yang kuat, khususnya dalam konteks budaya tertentu. Hal ini juga menunjukkan bagaimana elemen audio dapat digunakan secara kreatif untuk memperkaya pengalaman sinematik dan memperkuat identitas budaya dalam film. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan metode analisis isi, penelitian ini mengidentifikasi bagaimana elemen suara non-diegetik seperti musik latar, voice-over, dan efek suara digunakan untuk membangun emosi, atmosfer, dan narasi film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan musik tradisional Minangkabau sebagai musik dominan, serta penataan suara yang mencerminkan idiom budaya setempat, secara efektif memperkuat karakterisasi dan pesan emosional dalam film. Musik ilustrasi yang dipadukan dengan elemen tradisional berhasil menciptakan suasana yang mendalam dan autentik, sehingga meningkatkan keterlibatan emosional penonton.
This research examines the use of Non-diegetic sound in the film "Onde Mande!" to enhance the dramatic effect and Minangkabau cultural context. This film was directed by Paul Agusta and carries the family comedy drama genre with a Minangkabau cultural background. The aim of this research is to make an important contribution to understanding the role of Non-diegetic sound in film as a powerful narrative tool, especially in certain cultural contexts. It also shows how audio elements can be used creatively to enrich the cinematic experience and strengthen cultural identity in films. The research method used is a qualitative approach and content analysis method. This research identifies how Non-diegetic sound elements such as background music, voice-over, and sound effects are used to build emotion, atmosphere, and film narrative. The research results show that the use of traditional Minangkabau music as the dominant soundtrack, as well as sound arrangements that reflect local cultural idioms, effectively strengthens the characterization and emotional messages in the film. Illustrative music combined with traditional elements successfully creates an immersive and authentic atmosphere, thereby increasing the audience's emotional involvement.
Keywords
References
Altman, R. (1992). Sound theory/sound practice. Routledge.
Alten, S. R. (2016). Audio in Media. Cengage Learning.
Beauchamp, R. (2012). Designing sound for animation. Routledge.
Bordwell, D., & Thompson, K. (2008). Film art: An introduction (Edisi ke-8). McGraw-Hill.
Brown, R. (2013). Overtones and undertones: Reading film music. University of California Press.
Chan, F. R., Prabhawita, G. B., & Yasa, D. P. Y. A. T. (2022). PEMANFAATAN ACOUSMATIC SOUND SEBAGAI PENGUATAN CERITA FILM “SURUH AYU”. CALACCITRA: JURNAL FILM DAN TELEVISI, 2(1), 9-16.
Chion, M. (1994). Audio-vision: Sound on screen (Claudia Gorbman, Terjemahan). Columbia University Press.
Dwiyanti, R., & Suherman, A. (2019). Unsur budaya dalam cerita film cakra buana karya sutradara Massimo Burhanuddin. Lokabasa, 10(2), 204-213.
Dykhoff, K. (2012). Non-diegetic sound effects. The New Soundtrack, 2(2), 169-179.
Gorbman, C. (1987). Unheard melodies: Narrative film music. Indiana University Press.
Kalinak, K. (2010). Film music: A very short introduction. Oxford University Press.
Marks, M. (2016). Music and the silent film: Contexts and case studies, 1895-1924. Oxford University Press.
Mueller, D. A. (2014). Dracula Immortalized in Sound: Discourse of Silence and Sound in the Original 1931 Film; Traversing Diegetic, Non-diegetic, and Temporal Soundscape in Philip Glass's Score (1999).
Phetorant, D. (2020). Peran musik dalam film score. Journal of Music Science, Technology, and Industry, 3(1), 91-102.
Pradhono, C. (2022). Kajian Form And Style Teori Bordwell pada Karya Film Pendek Bertema Budaya Minang. LAYAR: Jurnal Ilmiah Seni Media Rekam, 8(1), 67-88.
Prasetyo, N. (2019). Analisis Sound design Sebagai Pembentuk Dramatik Pada Film Drama Whiplash (Doctoral dissertation, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta).
Putri, N. S. S., & Gani, R. (2022). Makna Voice Over dalam Pemberitaan Feature di Televisi. Jurnal Riset Jurnalistik Dan Media Digital, 13-20.
Retnosasi, N. (2018). Analisis Lagu sebagai Pembentuk Unsur Naratif pada Film Musikal" Rena Asih" (Doctoral dissertation, Institut Seni Indonesia Yogyakarta).
Samuel, K. M., & Adejube, S. A. (2021). What a sound! Diegetic and non-diegetic music in the films of Túndé Kèlání. EJOTMAS: Ekpoma Journal of Theatre and Media Arts, 8(1-2), 274-294.
Siregar, A. L., Manalu, G. K., Adha, W., & Harahap, S. H. (2024). Representasi Pesan Moral Dalam Film Onde Mande: Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce. Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia, 9(1).
Syukma, I. (2023). Mengungkap Peran Ilustrasi Musik dalam Membangun Mood, Nuansa, dan Suasana pada Film ‘Tonggak Tuo.’ Jurnal Sendratasik, 12(3), 380. https://doi.org/10.24036/js.v12i3.124793
Smith, J. (2001). Hearing voices: Non-diegetic sound and music in the films of David Lynch. Cinema Journal, 40(1), 49-66.
Wierzbicki, J. (2009). Film Music: A History. Routledge.
Winters, B. (2010). The Non-diegetic Fallacy: Film, Music, and Narrative Space. Music and Letters, 91(2), 224-244.
Wright, C. (2007). The Sound of Cinema: Hollywood and Beyond. Routledge.
Article Metrics
Abstract Views : 148 timesPDF Downloaded : 36 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Andri Maijar, Jhori Andela
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.