Transformasi Fungsi Silat Perisai di Desa Empat Balai Dusun Pulau Empat Kuok Bangkinang Barat

Fikhen Tri Wulandari(1), Riski Alita Istiqomah(2),
(1) Departemen PGSD, Univesitas Negeri Padang  Indonesia
(2) Prodi PGSD, Universitas Halim Sanusi Bandung  Indonesia

Corresponding Author
Copyright (c) 2024 Fikhen Tri Wulandari, Rizki Alita Istiqomah

DOI : https://doi.org/10.24036/js.v13i2.128618

Full Text:    Language : id

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang keberadaan serta identitas kebudayaan yang ada di Desa Empat Balai Dusun Pulau Empat Kuok Bangkinang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena dengan menggunakan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Silat Perisai merupakan salah satu tradisi yang ada di Kampar, yang biasanya ditarikan untuk mencari sebuah kemufakatan dari perselisihan yang terjadi di antar suku, yang sekarang beralih fungsi menjadi seni pertunjukan atau hiburan. Keberadaan Silat Perisai di desa Empat Balai merupakan salah satu hasil seni budaya masyarakat yang merupakan realitas kehidupan yang telah dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri, namun keberadaan Silat Perisai itu sendiri pada saat sekarang sudah mulai menghilang karena pengaruh dari budaya modern dan seperti tidak memiliki fungsi lagi bagi kehidupan masyarakat desa Empat Balai. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Soedarsono tentang teori fungsi maka isu-isu yang akan dibahas dalam artikel ini adalah fungsi Silat Perisai sebagai sarana upacara, sarana hiburan dan sebagai seni pertunjukan. Implementasi dari fungsi yang terdapat pada Silat Perisai diharapkan dapat dilestarikannya kesenian yang ada didaerah setempat dan dapat direalisasikan terhadap generasi penerus, tradisi harus selalu diperbarui agar tetap diminati oleh masyarakat pendukungnya.

 

This research aims to discuss the existence and identity of culture in the four hamlet villages of Empat Kuok Bangkinang Island. The method used in this research uses a qualitative paradigm. Qualitative research is research that aims to understand phenomena by using descriptions in the form of words and language. Silat Perisai is a tradition in Kampar, which is usually danced to find a consensus on disputes that occur between tribes, which has now changed its function to performing arts or entertainment. The existence of silat shield in Empat Balai village is one of the results of community arts and culture which is a reality of life that has been developed by the community itself, however the existence of silat shield itself is now starting to disappear due to the influence of modern culture and seems to no longer have a function for life of the people of Empat Balai village. In accordance with what Soedarsono expressed about function theory, the issues that will be discussed in this article are the function of silat shield as a means of ceremony, a means of entertainment and as a performing art. It is hoped that the implementation of the functions contained in Silat Shield can preserve the arts in the local area and can be realized by future generations. The tradition must always be updated so that it remains in demand by the supporting community.


Keywords


Transformasi; Fungsi; Silat Perisai

References


Aprilahendara, R., Kasmahidayat, Y., & Sabaria, R. (2023). IBING PENCAK SILAT CIANJUR SEBAGAI PEMBENTUKAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER. Ringkang, 3(1).

Chandra, H. D., Sekarningsih, F., & Budiman, A. (2024). Efektivitas video pembelajaran dalam meningkatkan penguasaan materi perkuliahan praktik tari. Jurnal Departemen Pendidikan Tari, Universitas Pendidikan Indonesia. Ringkang, 4(1).

Devika, A., Sukardi, & Elvandari, E. (2024). Struktur gerak tari haghak batin di sanggar seni duagha kabupaten OKU Selatan. Jurnal Ringkang, 4(1).

Djokaho, Margaret. P. E. (2013). Pergeseran Fungsi Seni Tari Ja’i dari Ritual ke Profan di Kota Kupang. In Universitas Pendidikan Indonesia.

Dona, R., Afifah, A., & Indrayuda. (2013). Fungsi Tari Silat Paying Pada Pesta Perkawinan Di Desa Lubuk Ambacang Kecamatan Hulu Kuantan Kabupaten Kuntan Singing. Jurnal Sendratasik Unp, 2(1).

Dudung, A. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Ar-russ Media.

Hamidi, U. (1982). Kedudukan Kebudayaan Melayu Riau. Bumi Pustaka.

Hayati, R., & Iriani, Z. (2013). Bentuk Penyajian Silek Galombang Di Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar. Jurnal Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang, 2(1).

Indah, D. P. S. (2015). Rekontruksi Tari Tradisi Zapin 12 Kuala Kampar di Sanggar Panglima Kota Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Riau. Universitas Pendidikan Indonesia.

Jaeni. (2015). Metode Penelitian Seni. Sunan Ambu STSI Press.

Koenjraningrat. (2005). Pengantar Antropologi I. Rineka Cipta.

Malik, S. R., & Hamied, F. A. (2014). Research Metods: A guide fir first time researchers. Universitas Pendidikan Indonesia.

Moleong, L. J. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.

Nainul, K., & Iryanti, V. E. (2012). Upaya mempertahankan eksistensi tari kridha jati di sanggar hayu budaya kelurahan pengkol jepara. Jurnal Seni Tari, 1(1).

Narawati, T. (2003). Wajah Tari Sunda dari Masa ke Masa. P4ST UPI.

Permatasari, I., Permanasari, A. T., & Hadiyatno. (2024). Fungsi Dan Nilai Tari Cokek Sipatmo Di Kampung Wisata Budaya Tehyan Kota Tangerang. Gesture: Jurnal Seni Tari, 13(1).

Priyadi, S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Sejarah. Penerbit Ombak.

Ratih, E. W. (2001). Fungsi Tari Sebagai Seni Pertunjukan. Harmonia, Jurnal Pengetahuan Dan Pemikiran Seni, 2(2).

Rosfero, M., Sukardi, & Elvandari, E. (2024). Struktur gerak tari sanggan sighe di sanggar pesona nusantara kabupaten lahat. Ringkang, 4(1).

Sedyawati, E. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Sinar Harapan.

Soedarsono. (1997). Tari-tarian Indonesia I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soedarsono. (1999). Seni Pertunjukan Indonesia dan Pariwisata. Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia bekerjasama dengan Artline.

Soedarsono. (2002). Seni Pertunjukan di Era Globalisasi. Gadjah Mada University Press.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV. Alfabeta.

Widodo, M. B. P., & Kasmahidayat, Y. (2023). Ibing Pecak Silat Gaya Cimande di Jampang Kulon Kabupaten Sukabumi. Jurnal Sendratasik UNP, 12(2), 241–255.

Yanti, M. (2017). Perubahan sosial dalam tarian seudati pada masyarakat aceh. Imaji, Jurnal Seni Dan Pendidikan, 15(2), 197–206.

Yuswidiyati, G. (2012). Silat Song-Song Pada Upacara Perkawinan. Jurnal Sendratasik UNP, 1(1).


Article Metrics

 Abstract Views : 110 times
 PDF Downloaded : 22 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Fikhen Tri Wulandari, Rizki Alita Istiqomah

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.