Analisis Kestabilan Lereng Studi Kasus Kelongsoran Ruas Jalan Sicincin-Malalak KM 27.6 Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam

Qiratul Aini(1), Raimon Kopa(2), Rusli HAR(3),
(1) Universitas Negeri Padang  Indonesia
(2) Universitas Negeri Padang  Indonesia
(3) Universitas Negeri Padang  Indonesia

Corresponding Author


DOI : https://doi.org/10.24036/bt.v3i2.10109

Full Text:    Language : en

Abstract


Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menyatakan sekitar 65.068 dari 519.000 warga Agam berada dan tinggal di lokasi rawan tanah longsor. Salah satu kejadian longsor di Kecamatan Malalak (2017), mengakibatkan penutupan ruas jalan alternatif Sicincin-Bukittinggi. Selain itu, terdapatnya titik yang rawan terhadap longsor yaitu pada titik S 0° 22.314' dan E 100° 17.339 dengan elevasi 1212 mdpl.
Penelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research) dengan metode kuantitatif. Analisis kestabilan lereng dibantu dengan software tambang. Data yang digunakan adalah data primer yang terdiri dari data sifat fisik tanah yaitu: kadar air tanah, bobot isi tanah, dan spesific gravity, data kuat geser tanah dimana uji kuat geser tanah akan menghasilkan nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam tanah (𝜑), tinggi lereng (m), sudut kemiringan lereng (˚) dan ketebalan tiap lapisan tanah pada lereng penelitian(m). Sedangkan untuk data sekunder terdiri dari Peta Geologi, Peta Hidrogeologi, data curah hujan, Peta Topografi Kabupaten Agam dan Peta Zonasi Gempa Indonesia.
Hasil analisis menunjukkan nilai faktor keamanan lereng aktual tanpa memasukkan nilai getaran gempa pada kondisi kering adalah 1,388, kondisi asli adalah 1,040 dan pada kondisi jenuh adalah 0,755. Kemudian nilai faktor keamanan lereng dengan memasukkan nilai faktor getaran gempa pada kondisi kering nilainya 0,742, pada kondisi asli nilainya nilainya 0,599 dan pada kondisi jenuh 0,340. Dari hasil analisis kestabilan lereng menunjukkan bahwa pada saat lereng tidak dipengaruhi nilai faktor getaran gempa nilai faktor keamanannya pada kondisi asli dan jenuh tidak aman karena nilainya <1.25, sedangkan saat kondisi kering lereng tersebut dalam keadaan stabil. Sedangkan jika lereng dipengaruhi getaran gempa didapatkan pada semua kondisi lereng stabil. Kemudian, penulis merekomendasikan untuk perbaikan stabilitas lereng dengan mengubah kemiringan lereng dari 61˚ menjadi 42˚ pada kondisi tanpa memasukkan nilai getaran gempa dapat menaikkan nilai FK lereng nilainya yaitu 1.403, dimana menurut Joseph E. Bowles (1984) lereng tersebut sudah pada kondisi aman.


Kata kunci: analisis kestabilan lereng, faktor keamanan, getaran gempa


Article Metrics

 Abstract Views : 1274 times
 PDF Downloaded : 197 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.