Abstract
Keywords: politeness markers; assertive speech act; politeness maxims; dialogue
KESANTUNAN TINDAK TUTUR ASERTIF: MENSINERGIKAN PENANDA-PENANDA SANTUN LINGUISTIK DALAM KOMUNIKASI KONFLIK RESOLUSI
Abstrak
Artikel ini mengkaji realisasi kesantunan tindak tutur asertif pada dialog lintas agama dan cendikiawan Religious Freedom Project (RFP) di Universitas Georgetown, Amerika Serikat (A.S).Sumber data utama dalam penelitian ini berbentuk data tertulis (dokumen), yaitu teks transkripsi dari video percakapan dan sumber data pendukung yaitu yang berbentuk video rekaman tuturan dialog lintas agama, Religious Freedom Project (RFP) diakses melalui situs portal YouTube. Kesantunan pragmatic dalam kajian ini merangkum pembahasan tentang penerapan maksim/bildal-bidal kesantunan Leech (1983) sebagai konsekuensi penggunaan tindak tutur (TT) asertif beserta indikator perangkat-perangkat santunnya (House & Kasper, 1981). Dalam dialog RFP ditemukan penggunaan enam jenis-jenis TT asertif dominan yang merefleksikan PS-Leech, yakni TT sub-mengakui, menginformasikan, meyakinkan, mengargumentasikan, mengafirmasi, danmelaporkan. Berdasarkan temuan data dapat disimpulkan bahwa dalam dialog RFP perangkat-perangkat santun diklasifikasi menjadi delapan jenis (mengacu taksonomi House & Kasper, 1981), yaitu perangkat berpagar (hedging), pengecil (understaters), penurun (downtowner), perujukdiri (committers, peningkat dan penurun komitmen diri), penghindaran (agent-avoiders), penguat tingkat rasa (intensifiers), dan pengujaran berlebihan (overstaters), perangkat santun (politeness markers). Perangkat santun sebagai elemen linguistic berpengaruh besar terhadap daya tutur dalam komunikasi dialog RFP, kesemuanya secara dominan diarahkan pada tuturan-tuturan mengkritisi.
Kata Kunci/frase: Penanda-penanda kesantunan; tindak tutur asertif; maksim kesantunan; dialog