THE RISE OF NATIONAL PLUS SCHOOL IN INDONESIA – EDUCATION FOR PARENTS AND GOVERNMENT
(1) Universitas Negeri Malang and Charis National Academy  Indonesia
(2) Universitas Negeri Malang  Indonesia
Corresponding Author
Copyright (c) 2017 Lingua Didaktika: Jurnal Bahasa dan Pembelajaran Bahasa
DOI : https://doi.org/10.24036/ld.v10i2.7322
Full Text: Language : en
Abstract
PENINGKATAN SEKOLAH NASIONAL PLUS DI INDONESIA – PENDIDIKAN UNTUK ORANG TUA DAN PEMERINTAH
Abstract
This paper explores a social movement that has happened in Indonesia in the field of education. It also explores its effect to ‘educate’ the government as well as most parents in the country about the education quality in Indonesia. The exploration focuses on how this new concept of education which is referred as National Plus school was introduced to society that has encouraged many people to develop the schools with the same (national plus) concept. It also focuses on the parents who have learnt more about the new education system then participate in it by sending their children to such the schools. Not only in the grass root level, has it also focused onthe factors of the government who was indirectly forced to respond this phenomenon by developing international-leveled school. This movement has happened nationally within the last 10 years and has changed the national curriculum as well as educational system, including the recognition of special needs students among the government schools. This movement has changed the old conventional style of education that was commonly found in Indonesian national schools.
Keywords: adult learning, National Plus, national education, movement
Abstrak
Artikel ini membahas tentang sebuah gerakan sosial yang terjadi di Indonesia di bidang pendidikan. Artikel ini juga menggali pengaruh gerakan social terhadap 'mendidik' pemerintah serta orang tua di negeri ini tentang kualitas pendidikan di Indonesia. Eksplorasi berfokus pada konsep pendidikan baru yang disebut dengan istilah “Sekolah Nasional Plus” yang diperkenalkan kepada masyarakat yang telah mendorong banyak orang untuk mengembangkan sekolah dengan konsep yang sama (nasional plus). Artikel ini juga berfokus pada orang tua yang telah belajar lebih banyak tentang sistem pendidikan baru yang kemudian melibatkan mereka berpartisipasi di dalamnya dengan mengirimkan anak-anak mereka kesekolah-sekolah tersebut. Tidak hanya di tingkat dasar, tetapi juga difokuskan pada faktor-faktor pemerintah yang secara tidak langsung dipaksa untuk menanggapi fenomena ini dengan mengembangkan sekolah berstandar internasional. Gerakan ini terjadi secara nasional dalam jangka waktu 10 tahun dan telah mengubah kurikulum nasional serta sistem pendidikan nasional, termasuk pengakuan dari siswa berkebutuhan khusus di antara sekolah-sekolah pemerintah. Gerakan ini telah mengubah gaya konvensional pendidikan yang umum ditemukan di sekolah-sekolah nasional di Indonesia.
Kata kunci: pembelajaran orang dewasa, National Plus, pendidikan nasional, gerakan
Keywords
References
ANPS. (2011, May 25 ). About Us: Association of National Plus School . Dipetik September 25, 2011, dari Association of National Plus School - Bertaraf Internasional : http://anps-bi.org/
Badriah. (2010, May 6). About: Badriah's Blog . Dipetik September 25 , 2011, dari Badriah: A Teacher is not Always a Guru : http://badriahbadriah.wordpress.com/2010/05/06/pendidikan-berkualitas-hanya-untuk-orang-kaya/
Bappenas. (2009). Evaluasi Pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun. Jakarta : Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional .
Centro, H. (2011). UMR/UMK Indonesia: HR Centro. Dipetik June 30, 2011, dari HR Centro Human Resource Community: http://www.hrcentro.com/umr
Clover, D. E., & Hall, B. L. (2000). In Search of Social Movement Learning: The Growing Jobs for Living Projects. Toronto : WALL Working Paper.
Clover, D. E., & Hall, B. L. (2005). Social Movement Learning. New York: International Encyclopedia of Adult Education.
Efendi, A. N. (2010). Sekolah Nasional Plus Gerbang Kompetisi Global. Jakarta: Tempo.
Firman, H., & Tola, B. (2008). The Future of Schooling in Indonesia. Journal of International Cooperation in Education,, 71-84.
Fitriya, H. (2014). Sejarah Kurikulum di Indonesia 1945-2013. online: http://hidayatulfitriya.blogspot.co.id.
Gallin, D. (2000). Civil society – a contested territory. Euro-WEA Seminar on Workers Education and Civil Society. Budapest : Euro-WEA.
Ismael, S. (2009 , November 3). Popular pedagogy and the changing political landscape: a case study of women’s housing movement in South Africa. Studies in Continuing Education, hal. 281-295.
Kamal, R. (2013). RSBI & SBI, Aturannya di Pasal 50 Ayat (3) UU Sisidiknas Dibatalkan MK. Jakarta: Berita Berita Bahasa.
KEMDIKBUD. (2003). Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Khambali, I. (2016). SPK (Satuan Pendidikan Kerjasama). Malang: malangkota.go.id.
Kompas. (2009, April 8 ). Edukasi: Kompas Newspaper .
Dipetik September 25 , 2011, dari A Kompas Newspaper Web Site : http://edukasi.kompas.com/read/2009/04/08/08384992/Awas.Bom.Sosial.dari.Sekolah.Nasional.Plus.
Kota, W. (2011, January 23). Article: Warta Kota . Dipetik September 25, 2011, dari A Warta Koa Web Site : http://www.wartakota.co.id/detil/berita/37336/FSGI-Jangan-Kotak-kotakkan-Pendidikan
Lubbis, D. (2005, January 26). Views: The Jakarta Post . Dipetik September 25, 2011, dari The Jakarta Post Website : http://www.thejakartapost.com/news/2005/01/26/039national-plus039-schools-require-close-monitoring.html
Malang, D. (2011). Data Sekolah: Dinas Pendidikan Kota Malang . Dipetik September 24, 2011, dari Data Pokok Pendidikan Wilayah: http://malangkota.dapodik.org/rekap.php?data=&ref=sekolah&tipe=1&status=3&limit=100&hal=1
Manurung, A. D. (2015). THE INFLUENCE OF PARENTS’ SELF CONCEPT TOWARD THE DECISION MAKING PROCESS IN CHOOSING NATIONAL OR “NATIONAL PLUS” SCHOOL IN JAKARTA. International Journal of Applied Business and Economic Research, 4691-4701.
Masa, A. (2013). Lima Sekolah Palu Proyek Percontohan Kurikulum 2013. Sulawesi Tengah: Antara Sulteng.
Molle, E. J. (2014). Apa Itu Kurikulum 2013. onlinepublisher: gubuginformasi.com.
Nurbaity, N. (2011, February 2). Article: SMAN 5 Purworejo . Dipetik September 24, 2011, dari SMAN 5 Purworejo Web Site : http://sman5purworejo.sch.id/index.php/artikel/50-bertaraf-internasional
Nurfuadah, R. N. (2015). Tetap Bertahap, Kurikulum 2013 Selesai Pada 2020. Jakarta: OkeZone.
OECD/ADB. (2015). Reviews of National Policies for Education Education in Indonesia Rising to Challenge . Paris: OECD Publishing .
Osmiati. (2014). Pendidikan Di Indonesia: Sejarah Kurikulum dan Kurikulum Sejarah Masa Orde Baru dan Reformasi. Labor Sejarah, Universitas Andalas, 7475.
Prihantoro, R. (2014). The perspective of curriculum in Indonesia on Environmental Curriculum . International Journal of Research Studies in Education , 77-84.
Rosarians, F. (2013). MK Bubarkan Sekolah Bertaraf Internasional. Jakarta: Tempo.
Scottiati, F. A. (2011, March 21 ). News: Detik News . Dipetik September 25, 2011, dari A Detik News Web Site : http://www.detiknews.com/read/2011/03/21/231927/1598000/10/sekolah-bertaraf-internasional-wajib-tampung-20-siswa-kurang-mampu
Suryanto. (2009 , February 26 ). Butir - butir Pengarahan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Dalam Pembukaan Sosialisasi Penyaluran dan Pemanfaatan Penghargaan Widyakarma Tahun 2009 . Jakarta , DKI Jakarta , Indonesia : Indonesian Educational Ministry .
Wahyudi, R. (2011, January 23). Article : Elshinta. Dipetik September 25 , 2011, dari An Elshinta Website : http://www.elshinta.com/v2003a/readnews.htm?id=105158
Wijaya, Y. (2010). Article: Vision Study . Dipetik September 24, 2011, dari Vision Study Web Site : http://www.visionstudyconsulting.com/Pendirian-Sekolah-Nasional-Plus-Pertama.html
Wirianto, D. (2014). Perspektif Historis Transformasi Kurikulum di Indonesia . Islamic Studies Journal , 133-147.
Article Metrics
Abstract Views : 1138 timesPDF Downloaded : 264 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Lingua Didaktika: Jurnal Bahasa dan Pembelajaran Bahasa
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.