Abstract


Berbicara dalam bahasa Jepang merupakan salah satu hal yang umumnya dianggap sulit bagi pemelajar bahasa Jepang. Ketidakpercayaan diri, kecemasan, kurangnya latihan, maupun proses pembelajaran yang kurang menekankan pada kemampuan berbicara dapat menjadi faktor penyebab kesulitan-kesulitan tersebut. Banyak strategi, tmetode, teknik maupun media yang dapat diimplementasikan untuk melatih kemampuan berbicara bahasa Jepang, salah satunya adalah dengan bercerita. Di Jepang terdapat salah satu teknik bercerita yang menarik dan interaktif, yaitu kamishibaiKamishibai merupakan bentuk bercerita visual partisipatori yang menggabungkan gambar dengan narasi yang menarik dari pencerita. Menurut kajian dari Segu (2016) Kamishibai dinyatakan efektif meningkatkan kemampuan bercerita siswa. Oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahu persepsi siswa terhadap implementasi kamishibai sebagai media latihan berbicara bahasa Jepang. Data pada penelitian ini adalah hasil angket persepsi siswa, teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket 4 skala Likert. Responden pada penelitian ini adalah siswa SMA Pembangunan Laboratorium Universitas Negeri Padang yang berjumlah 18 orang. Hasil dari penelitian diketahui bahwa lebih dari 88% responden memberikan persepsi yang positif terhadap penerapan kamishibai sebagai media latihan berbicara bahasa Jepang. Hampir seluruh siswa berpandangan bahwa dengan kamishibai dapat meningkatkan ketertarikan, antusiasme, kepercayaan diri, minat dan motivasi siswa dalam berbicara bahasa Jepang.

 


Keywords


kamishibai, berbicara bahasa Jepang, storytelling