Profil Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Remaja yang Berasal dari Keluarga Bercerai

Ahmad Irsandef -

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapan kecerdasan emosional remaja yang berasal dari keluarga bercerai dilihat dari aspek kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial, serta kecerdasan spiritual dilihat dari aspek critical existential thinking, personal meaning production, trancendental awareness, dan conscious state expansion. Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan subjek penelitian adalah remaja yang berasal dari keluarga bercerai di kota Padang yang berjumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan adalah angket dengan model skala Likert. Temuan penelitian berkenaan kecerdasan emosional ditemukan bahwa kebanyakan remaja yang berasal dari keluarga bercerai di kota Padang memiliki kecerdasan emosional sedang. Berdasaran aspek kecerdasan emosional ditemukan bahwa kebanyak diantara mereka memiliki kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial yang sedang. Temuan penelitian berkenaan kecerdasan spiritual menunjukkan bahwa kebanyakan remaja yang berasal dari keluarga bercerai di kota Padang memiliki kecerdasan spiritual sedang. Berdasarkan aspek kecerdasan spiritual ditemukan bahwa kebanyakan di antara mereka memiliki kemampuan berpikir eksentif kirits, membuat makna pribadi, kesadaran transendental dan ekpspansi keadaan sadar yang sedang

References


Al-Yakin, Ahmad. (2014). Dampak Perceraian Orangtua Terhadap Anak. Jurnal Pepatuzdu. 8(1): 1-13.

Ardiyanto, Gunawan. (2010). A to Z Cara Mendidik Anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Apriyanto. (2017). Perkembangan Psikologi Anak Akibat Perceraian Orangtua. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Lampung: UIN Raden Intan

Azizah, Rina Nur. (2017). Dampak Perceraian Orangtua Terhadap Perkembangan Psikologis Anak. Jurnal Pendidikan dan Keilmuan Islam. 2(2): 152-172.

Darmabrata, Wahjadi. (2003). Psikiatri Forensik. Jakart.a: EGC.

Estuti, Widi Tri. (2013). Dampak Perceraian Orangtua Terhadap Tingkat Kematangan Emosi Anak Kasus Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Pekuncen Banyumas Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Goleman, Daniel. (1999). Emotional Intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

______________. (2000). Kecerdasan Emosiona. Alih bahasa T. Hermaya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gunarsa, Singgih D. (2004). Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Hamid, Mohd. Azhar Abd. (2007). EQ: Panduan meningkatkan kecerdasan emosi. Kuala Lumpur: PTS Professional.

Hurlock, Elizabeth B. (1996). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Ihromi, T.O. (1999). Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

King, David B. (2008). Rethinking Claims of Spiritual Intelligence: A definition, model, and measure. Thesis. Tren University Canada.

Lestari, Dwi Winda. (2014). Peneriman Diri dan Strategi Coping pada Remaja Korban Perceraian. Jurnal Psikologi. 2(1): 1-13.

Maghfirah, Khairatul. (2014). Peranan Orangtua dalam Pengembangan Kecerdasan Emosional dan Spiritual Anak. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Mulyodiharjo, Sumartono. (2010). The Power of Communication. Jakarta: Gramedia.

Nisfiannoor, M. (2005). Perbandingan Perilaku Agresif Antara Remaja yang Berasal daari Keluarga Bercerai dengan Keluarga Utuh. Jurnal Psikologi. 3(1): 1-18.

Nurani, Aprilla Era. (2017). Pengaruh Perceraian Orangtua Terhadap Kecerdasan Emosi Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Papar. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Kediri: Universitas Nusantara PGRI.

Omala, S.E., Firman, & Taufik. (2018). Hubungan Empati dengan Agresivitas Siswa SMA Pertiwi 2 Padang Serta Implikasinya dalam Bimbingan dan Konseling. https://www.researchgate.net/profile/Firman_Firman11/publication/328718103_Hubungan_Empati_dengan_Agresivitas_Siswa_SMA_Pertiwi_2_Padang_Serta_Implikasinya_dalam_Bimbingan_dan_Konseling/links/5bdd50f192851c6b27a2ab6f/Hubungan-Empati-dengan-Agresivitas-Siswa-SMA-Pertiwi-2-Padang-Serta-Implikasinya-dalam-Bimbingan-dan-Konseling.pdf (diakses pada tanggal 13 November 2018).

Papalia, Diane E., dkk. (2009). Human Development. Jakarta: Salemba Humanika.

Prayitno, Elida. (2006). Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: Angkasa Raya

Puspita, M., Erlamsyah, & Syaniar. 2013. Hubungan Antara Perlakuan Orangtua dengan Kontrol Diri Siswa di Sekolah. Jurnal Ilmiah Konseling. 1(1): 330-337.

Sarbini, Wasil. (2014). Kondisi Psikologi Anak dari Keluarga yang Bercerai. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Jember: UNEJ.

Sukidi. (2004). Kecerdasan Spiritual: Mengapa SQ lebih penting daripada IQ dan EQ. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sumardi. (2007). Password Menuju Sukses: Rahasia membangun sukses individu, lembaga, dan perusahaan. Jakarta: Erlangga.

Suyanto. (2016). Smart in Entrepreneur: 15 rahasia mengubah kegagalam menjadi kesuksesan dengan kecerdasan spiritual. Yogyakarta: ANDI.

Tafuli, Defriano B. (2015). Hubungan Peran Orangtua terhadap Kecerdasan Spiritual Remaja di SMP Mardi Rahayu Ungaran Kabupaten Semarang. Skripsi, (online), dalam http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/shared/biblio_view.php?resource_id=4501&tab=opac, diakses pada tanggal 2 November 2017).

Widyarini, Nilam. (2009). Psikologi Populer: Relasi orangtua & anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Zeidner, Moshe. (2009). What We Know about Emotional Intelligence: How it affects learning, work, relationships, and our mental health. Cambridge: The MIT Press




DOI: http://dx.doi.org/10.24036/e-jipsd.v7i2.5097