Abstract


Penanaman nilai-nilai toleransi beragama pada anak usia dini memerlukan sinergi antara pembiasaan di rumah dan di sekolah. Lingkungan multikultural memberikan pengaruh positif terhadap pemahaman dan penghormatan terhadap keberagaman agama. Di rumah, keluarga memiliki peran penting melalui arahan langsung, diskusi, dan teladan nyata yang membangun fondasi sikap inklusif. Sementara itu, di sekolah, interaksi sosial dengan teman-teman dari latar belakang agama yang berbeda, dipadukan dengan pembiasaan yang diterapkan oleh guru, memperkuat nilai-nilai toleransi. Guru sebagai teladan berkontribusi melalui integrasi cerita keberagaman dan kegiatan inklusif yang mendorong pemahaman nyata terhadap perbedaan. Kombinasi antara dukungan keluarga dan pembiasaan di sekolah menjadi pendekatan efektif untuk menanamkan toleransi beragama sejak dini, menciptakan generasi yang lebih terbuka dan menghargai perbedaan.