Abstract
Dalam sistem penambangan bawah tanah pada lokasi Ciurug L.450 PT. ANTAM (Persero) Tbk UBPE Pongkor masalah yang sering terjadi adalah banyak air yang masuk atau tergenang. Oleh karena itu dibutuhkan sistem penyaliran tambang untuk menunjang jalannya aktivitas penambangan, sehingga berbagai infrastruktur yang dibuat bertujuan untuk mengendalikan air yang mengalir di area penambangan khususnya di dalam lubang bukaan. Sistem penanganan air di daerah ini lebih diperhatikan karena berhubungan langsung dengan aktivitas penambangan yang selalu bersifat mobile (bergerak), sehingga debit air yang keluar harus sesuai dengan debit air yang masuk ke dalam tambang.
Pada daerah Ciurug L.450 bagian selatan mempunyai 7 mine sump, karena sistem pemompaan dilakukan dengan cara mengalirkan air dari satu mine sump ke mine sump berikutnya hingga mencapai ke mine sump utama. Jenis pompa yang digunakan Tsurumi LH637, Tsurumi LH875 dan Warman 4/3 EHH. Jumlah pompa yang digunakan saat ini berjumlah 28 unit, dikarenakan besarnya debit air tanah yang masuk. Banyaknya pemakain jumlah pompa diakibatkan belum adanya pengukuran debit air secara detail pada tambang Ciurug L.450 bagian selatan. Pengukuran debit air tanah pada tambang Ciurug L.450 bagian selatan dilakukan secara manual terbagi atas dua daerah yaitu Ramp Down A (RD A) menggunakan wadah drum dan Ramp Down B (RD B) menggunakan paritan.
Berdasarkan pembahasan dan analisis data dapat disimpulkan debit air tanah pada daerah RD A XC 452 sebesar 0,317 (m3/m) dan XC 445 sebesar 0,112 (m3/m) sedangkan pada RD B debit air 9,29 (m3/m) dan jumlah unit pompa yang dibutuhkan untuk mengeringkan air berjumlah 23 unit terdiri dari 8 unit Tsurumi LH637, 3 unit Tsurumi LH875 dan 12 unit Warman 4/3 EEH serta rancangan instalasi pemompaan yang ideal dan efektif.
Kata Kunci: Sistem Penyaliran, Pompa, Debit Air