Abstract
Peserta didik tunarungu memiliki kemampuan akademik yang bervariasi, seperti halnya peserta didik pada umumnya, yaitu mulai dari rendah, rata-rata, hingga tinggi. Namun, prestasi mereka seringkali lebih rendah dibandingkan dengan peserta didik pada umumnya, hal ini disebabkan oleh kesulitan mereka dalam memahami materi yang disampaikan secara verbal. Untuk pembelajaran non-verbal, perkembangan mereka tidak jauh berbeda dengan peserta didik lainnya. Salah satu contoh pembelajaran non-verbal adalah keterampilan vokasional, seperti tata boga. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan vokasional peserta didik tunarungu di SLB Negeri Lubuklinggau, khususnya dalam membuat pempek citarasa. Masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran pempek adalah penggunaan metode ceramah dan penugasan oleh guru, yang menyebabkan kemampuan peserta didik dalam membuat pempek masih rendah, terlihat dari ketidakmampuan mereka dalam membuat pempek citarasa. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa model explicit instruction dapat meningkatkan keterampilan membuat pempek citarasa bagi peserta didik tunarungu. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran explicit instruction dapat meningkatkan keterampilan peserta didik tunarungu dalam membuat pempek citarasa di SLB Negeri Lubuklinggau..
Keywords
Keterampilan Vokasional; Pempek Citarasa; Model Explicit Instruction; Peserta Didik Tunarungu