Abstract
Penelitian ini dilatar belakangi dengan kemampuan anak GSA dalam berbahasa ekspresif. Anak GSA tidak paham dengan Bahasa ekspresif (jatuh, jijik, perut, sendal, kerja, lelah, motor, pedas, permisi, dan ulat). Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatan kemampuan mengucapkan Bahasa ekspresif bagi siswa autism di SLB Insan Mulia Payakumbuh dengan menggunakan media video animasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen yaitu Single Subject Research (SSR) dan desain A1-B, serta data di analisis menggunakan visual grafik dengan cara memasukkan data dalam grafik yang kemudian dianalisis berdasarkan kondisi A1-B. subjek penelitian adalah seorang siswa GSA ringan di kelas IV SLB Insan Mulia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa video animasi memberikan peningkatan terhadap kemampuan mengucapkan Bahasa ekspresif siswa dilihat dari fase baseline (A1) yang dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, fase yang kedua intervensi (B) sebanyak sebanyak 14 kali pertemuan. Pada fase baseline (A1) menunjukkan hasil yang stabil yaitu 0% untuk 3 kali pertemuan. Fase yang kedua intervensi dihentikan pada pertemuan ke 17 karena kemampuan siswa sudah stabil dan menunjukkan penigkatan yaitu berkisar dari 10% hingga 90%. Berdasarkan perolehan data yang didapatkan disimpulkan bahwa kemampuan mengucapkan Bahasa ekspresif siswa GSA rigan meningkat setelah menggunakan video animasi dalam pembelajaran.