Abstract
Penelitian ini di latarbelakangi oleh permasalahan yang ditemukan di kelas VII atau Fase D di SLB Negeri Pematangsiantar yang mengalami permasalahan dalam bersosialisasi, siswa lebih sering diam daripada berkomunikasi dengan teman satu kelas. Penelitian ini menggunakan pendekatan Single Subject Research, dengan disain A-B dan teknik analisis datanya menggunakan analisis visual grafik. Subjek penelitian adalah siswa disabilitas intelekrual di SLB Negeri Pematangsiantar. Pengamatan dilakukan dengan dua sesi yang dimulai dari sesi baseline (A) dan sesi kedua yaitu intervensi (B). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode role playing dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasi WS dan DM, hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan bersosialisasi anak kearah yang lebih baik. Sementara itu ES mengalami kesulitan dalam bersosialisasi karena mengalami hambatan dalam berkomonikasi, dari hasil penelitian nilai ES jauh dibawah temannya yang lain. Dari tiga sampel anak yang diujikan menggunakan metode role playing dua dinyatakan tuntas atau mengalami peningkatan bersosialisasi dengan temannya, sementara ES ada peningkatan tetapi tidak dapat memenuhi kriteria ketuntasan