Abstract
Kegiatan pembelajaran masih saja menjadi perbincangan yang tidak pernah putus. Kenyataan seperti ini tentu sangat wajar karena dalam kegiatan pembelajaran banyak komponen yang terkait di dalamnya dan banyak faktor yang menentukan keberlangsungannya. Hal yang aneh justru mungkin adalah konteks pembelajaran teater yang berlangsung di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, PBS, FKIP Unibersitas Jambi. Di program studi ini, sejak tahun 2005 telah diberlakukan kurikulum bermuatan keterampilan tambahan. Lulusannya tidak hanya dipersiapkan sebagai calon guru bahasa dan sastra Indonesia. Mereka telah dibekali dengan mata kuliah yang diberi nama kelompok mata kuliah berkehidupan kampus sebagai mata kuliah pilihan. Tujuannya membekali mahasiswa dengan pilihan sesuai dengan bakat mereka. Satu di antara kelompok mata kuliah ini adalah kelompok keteateran. Mata kuliah ini ditawarkan di semester tiga sampai tujuh. Jumlah SKS-nya 10. Mata kuliahnya adalah Acting, Managemen Produksi, Desain Produksi, Penyutradaraan, dan Pertunjukan. Terkesan aneh penataan kurikulum ini karena untuk melakukan pertunjukan teater, mahasiswa hanya mengikuti lima mata kuliah. Tetapi, inilah sebuah relaitas yang aneh tapi nyata. Lima tahun berjalan sejak kurikulum ini diterapkan, mahasiswanya sudah menampilkan pertunjukan di Institut Kesenian Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung. Ini terwujud karena kemauan, kerja keras, dan keinginan untuk menimba ilmu dan pengalaman yang besar. Atas dasar pemikiran dan pengalaman ini, maka pada dasarnya tidak ada yang aneh dalam dunia teater meskipun masih banyak orang yang mengatakan bahwa “orang teater” adalah “orang yang aneh-aneh”. Begitu juga halnya dengan pengajaran teater, tidak ada yang tidak mungkin, tidak ada yang tidak masuk akal, dan tidak ada yang aneh, asalkan ada usaha, keamauan, dan kerja keras.
Kata-kata kunci: teater, aneh tapi nyata