Menulis Cerpen dengan Bagan (Sebuah Model Pembelajaran Integratif Bahasa-Sastra)

Utami Dewi Pramesti(1),
(1) STKIP PGRI Sumatera Barat  Indonesia

Corresponding Author



Abstract


Tujuan utama pembelajaran bahasa Indonesia sesuai KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran) yang digunakan pada tahun ajaran 2012 dan 2013 saat ini adalah siswa mampu atau terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa siswa tersebut muncul dalam empat aspek, yakni aspek membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Dalam kurikulum tersebut, pembelajaran bahasa dan pembelajaran sastra diuraikan secara terpisah. Kendatipun pembelajaran bahasa dan sastra diuraikan secara terpisah, guru tidak berarti harus memisahkan kedua aspek tersebut dalam pembelajaran di kelas. Jika guru dapat mengintegrasikan kedua aspek tersebut dengan baik, pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif, menarik, dan bermakna. Pengintegrasian pembelajaran bahasa-sastra salah satunya dapat dilakukan dengan model pembelajaran bagan pada saat materi menulis cerita pendek (cerpen). Bagan merupakan bagian dari materi keterampilan berbahasa, sedangkan menulis cerpen berada pada lingkup pembelajaran sastra. Bagi sebagian besar siswa, menulis merupakan materi yang cukup sulit. Kesulitan menulis terutama dalam pengungkapan ide, pemikiran, dan gagasan yang berada di pikiran siswa. Oleh karena itu, siswa seringkali tidak atau kurang bisa mengembangkan pikiran dalam kalimat-kalimat secara tertulis.  Kesulitan demikian pula terjadi ketika pembelajaran menulis cerpen. Gagasan yang dituangkan siswa sangat singkat dan tidak berkembang. Dengan bagan, siswa terbantu untuk membuat suatu cerita yang runtut, sistematis, dan menarik.


Article Metrics

 Abstract Views : 305 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.