Abstract
Along with the rapid growth of Information and Communication Technology, legal, social, and cultural issues concerning the use of Internet and social media are becoming new problem lately. This research discusses conflicts that occur in the Indonesian cyber world related to the language used on internet-based communications. Prior to Indonesia's 2019 presidential election, the Indonesian social media and other internet-based communications, i.e. Facebook, has become a scene of conflict between supporters of presidential candidates or political party supporters who post updates and comments that are often notoriously provocative and potentially provoke not only verbal disagreements but also harassments and bullies related to ethnicity, groups, and religions. This purpose of this research is look deeply at the aforementioned problems. This study is mixed qualitative and quantitative research that uses digital ethnography method for data collection and pragmatics approach. The esult from this research is a - linguistic-based model for avoiding and resolving conflicts among users of internet-based communications.
Keywords: Internet-based Communications, Conflict, Resolution, Politeness, Cyberpragmatic
STRATEGI KESANTUNAN UNTUK MENGHINDARI DAN MENYELESAIKAN KONFLIK SIBER ANTARA PENGGUNA INTERNET DI INDONESIA: KAJIAN CYBERPRAGMATIK
Abstrak
Sejalan dengan cepatnya pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi, masalah hukum, sosial, dan budaya dan yang berkaitan dengan penggunaan Internet dan media sosial menjadi masalah baru akhir-akhir. Penelitian ini membahas konflik yang terjadi di dunia siber di Indonesia terkait dengan bahasa yang digunakan pada komunikasi berbasis internet. Sebelum pemilihan presiden Indonesia tahun 2019, media sosial Indonesia dan komunikasi berbasis internet lainnya, yaitu Facebook, telah menjadi sarana terjadinya konflik antara para pendukung kandidat presiden atau pendukung partai politik yang memposting status dan komentar yang sering kali juga bersifat provokatif dan berpotensi memprovokasi. Tidak hanya ketidaksetujuan secara verbal tetapi juga tindakan berupa pelecehan dan olokan yang terkait dengan etnis, kelompok, dan agama. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat secara mendalam masalah yang disebut di atas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif yang didukung dengan metode etnografi digital untuk pengumpulan data dan pendekatan pragmatik. Hasil dari penelitian ini adalah model berbasis linguistik untuk menghindari dan menyelesaikan konflik di antara pengguna komunikasi berbasis internet.
Kata kunci: komunikasi berbasis internet, Konflik, Resolusi, Kesopanan, Siber-pragmatik