Pengaruh Media (Campuran Beras Dan Ampas Tebu) terhadap Pertumbuhan Trichoderma harzianum dan Daya Hambatnya terhadap Fusarium oxysporum secara In vitro
Abstract
Jamur Fusarium oxysporum merupakan jamur patogen umumnya ditemukan pada tanaman holtikultura. Jamur ini menyebabkan penyakit layu fusarium. Fungisida sintetis merupakan pilihan yang sering digunakan petani untuk menghambat penyebaran jamur ini. Namun penggunaannya menimbulkan banyak dampak negatif bagi lingkungan. Trichoderma harzianum memiliki sifat antagonis yang dapat menggantikan fungisida sintetis dalam menghambat pertumbuhan F. oxysporum. T. harzianum membutuhkan media pembawa seperti beras. Namun membutuhkan biaya yang cukup tinggi dan bersaing dengan kebutuhan manusia. Untuk itu dilakukan campuran antara beras dan ampas tebu untuk mencari media alternatif. Tujuannya agar mendapatkan media tumbuh yang lebih efektif dan efisien.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuanya terdiri dari A. Media beras 100%, B. Media ampas tebu 100%, C. Media beras dan ampas tebu (1:1), D. Media beras dan ampas tebu (2:1), dan E. Media beras dan ampas tebu (1:2). Paremeter yang diamati yaitu pertumbuhan T. harzianum, kepadatan konidia, dan persentase hambatan terhadap F. oxysporum.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa T. harzianum dapat tumbuh pada campuran media beras dengan ampas tebu. Media tumbuh mempengaruhi pertumbuhan, kepadatan konidia, serta daya hambatnya terhadap F. oxysporum Pertumbuhan yang terbaik yaitu pada media ampas tebu 100 %, kepadatan konidia tertinggi pada media beras 100% (11,6 x 109/ mL) dan persentase daya hambat tertinggi pada media ampas tebu 100% (60%). Hal ini menunjukkan bahwa media alternatif terbaik yaitu media ampas tebu 100%.
Keywork : Fusarium oxysporum, layu fusarium, media, Trichoderma harzianum
Keywords
References
Andriani D., E. S. Yetti, V. Yunel. 2012. Uji Antagonis Trichoderma pseudokoningii Rifai dalam Formulasi Biofungisida yang Mengandung Beberapa Bahan Organik terhadap Jamur Ganoderma boninense Pat secara In vitro. Jurnal Penelitian. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Riau.
Apriani L., D. N. Suprapta, I. G. R. M. Temaja. 2014. Uji Efektivitas Fungisida Alami dan Sintetis dalam Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman Tomat yang Disebabkan Oleh Fusarium oxysporum f.sp. Lycopersic. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. 3(3): 137-147.
Damayanti, F. 2002. Seleksi In vitro untuk Ketahanan terhadap Penyakit Layu Fusarium pada tanaman Abaka (Musa textilis Nee). Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Harizon. 2009. Biofungisida berbahan Aktif Eusiderin I untuk Pengendalian Layu Fusarium pada Tomat. Biospecies, 2 (1): 30 – 41.
Hermiati E, M. Djumali, C. S. Titi, S. Ono, dan P. Bambang. 2010. Pemanfaatan Biomassa Lignoselulosa Ampas Tebu untuk Produksi Bioetanol. Jurnal Litbang Pertanian. 29(4):121 -130.
Ismail, N dan T. Andi. 2010. Potensi Agens Hayati Trichoderma spp. sebagai Agens Pengendali Hayati, Prosiding. Seminar Regional Inovasi Teknologi Pertanian, Mendukung Program Pembangunan Pertanian Propinsi Sulawesi Utara, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Utara.
Jahan N., S. Sabiha, S. K Adhikary, R. Sanzida, Y. Suraiya. 2013. Evaluation of The Growth Performance of Trichoderma harzianum (Rifai.) on Different Culture Media. IOSR Journal of Agriculture and Veterinary Science (IOSR-JAVS). 3(4): 44-50.
Maharina K. E., Q. A. Luqman, W. Tatiek. Aplikasi Agens Hayati dan Bahan Nabati sebagai Pengendalian Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum) pada Budidaya Tanaman Tomat. Jurnal Produksi Tanaman. 1(6): 50 –513.
Notohadiprawiro T. 2006. Budidaya Organik: Suatu Sistem Pengusahaan Lahan bagi Keberhasilan Program Transmigrasi Pola Pertanian Lahan Kering. Jurnal Repro. Ilmu Tanah Universitas Gajah Mada.
Noveriza R. dan T. H. Quimio., 2004. Soil Mycoflora of Black Pepper Rhizosphere in The Philippines and Their In vitro antagonism against Phytopthora capsici L. Indonesian J. of Agric. Sci. 5(1): 1-10.
Nurbailis dan Martinius. 2011. Pemanfaatan Bahan Organik sebagai Pembawa untuk Peningkatan Kepadatan Populasi Trichoderma viride pada Rizosfir Pisang dan Pengaruhnya Terhadap Penyakit Layu Fusarium. Jurnal Hpt Tropika. 11(20): 177–184.
Octarina, L. 2011. Potensi Agen Hayati dalam Menghambat Pertumbuhan Phytium sp. secara In vitro. Buletin Plasma Nutfah. 17(2):138-142.
Pelczar, M. J.dan E. C. S. Chan. 2005. Dasar–dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Sinaga, M. S. 1989. Potensi potensi Gliocladium spp. sebagai Agen Pengendali Hayati Beberapa Cendawan Patogenik yang Bersifat Soil-borne. Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian.Bogor.
Sitepu, F. E., Lisnawita, I. P. Mukhtar. 2014. Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f.sp. Cubense (E.F.Smith) Synd. & Hans.) pada Tanaman Pisang (Musa spp.) dan Hubungannya dengan Keberadaan Nematoda Radopholus similis Di Lapangan. Jurnal Online Agroekoteknologi. 3(2) : 1204 – 1211.
Wahyudi P. dan U. Suwahyono. 1997. Proses produksi biofungisida Trichoderma harzianum bentuk padat dengan menfaatkan bahan baku lokal. Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioindustri. Jurnal Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Wijanarko A., A. W. Johanes, dan S. W. Made. 2006. Tinjauan Komprehensif Perancangan Awal Pabrik Furfural Berbasis Ampas Tebu di Indonesia. Journal of the Indonesian Oil and Gas Community. Komunitas Migas Indonesia.
Wongpia A dan L. Khemika . 2010. Changes in the 2DE Protein Profiles of Chilli Pepper (Capsicum annuum) Leaves in Response to Fusarium oxysporum Infection. Science Asia. 36: 259-270.
DOI: https://doi.org/10.24036/02018219984-0-00
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Moralita Chatri
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Bioscience is Indexed By: