Abstract


Berkaitan dengan pertumbuhan pengguna internet yang meningkat signifikan di Indonesia, perusahaan dan merek kini beralih dari iklan konvensional seperti surat kabar, televisi, dan radio ke iklan digital. Hal ini memberikan peluang bagi perusahaan media digital untuk meningkatkan pendapatan mereka dari waktu ke waktu dan berdampak pada nilai perusahaan di masa depan. Salah satu perusahaan media digital yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 18 September 2018 adalah PT Arkadia Digital Media, Tbk (DIGI), yang memiliki portal berita Suara.com. Sebagai perusahaan Usaha Kecil Menengah digital dengan potensi pertumbuhan yang signifikan dan meningkatnya belanja iklan digital di Indonesia, DIGI dipilih sebagai subjek penelitian untuk menganalisis nilai intrinsik saham mereka menggunakan metode Arus Kas Terdiskonto (DCF). Metode ini dipilih karena relevan dalam memberikan estimasi kas, dan penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan tiga skenario, yaitu skenario dasar, terbaik, dan terburuk. Hasil penilaian menunjukkan bahwa nilai intrinsik DIGI pada skenario dasar adalah Rp. 73, skenario terbaik adalah Rp. 169, dan skenario terburuk adalah Rp. 29. Harga saham pasar DIGI per 30 Juni 2022 sebesar Rp. 57, namun berdasarkan nilai intrinsik yang diperoleh dari ketiga skenario, harga saham pasar DIGI terlihat undervalued dibandingkan dengan skenario dasar dan terbaik, namun sebaliknya overvalued dibandingkan dengan skenario terburuk. Oleh karena itu, para investor disarankan untuk membeli saham DIGI pada harga pasar saat ini.


Keywords


Nilai Intrinsik; Media Digital; Harga Pasar; Di bawah Nilai; Saham