PEMETAAN KESTABILAN LERENG PADA LOKASI PENAMBANGAN EMAS PIT DURIAN PT J RESOURCES BOLAANG MONGONDOW SITE BAKAN KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SULAWESI UTARA

Osmaini Sutra Haryati(1), Raimon Kopa(2), Heri Prabowo(3),
(1) Universitas Negeri Padang  Indonesia
(2) Universitas Negeri Padang  Indonesia
(3) Universitas Negeri Padang  Indonesia

Corresponding Author


DOI : https://doi.org/10.24036/bt.v3i1.9066

Full Text:    Language : en

Abstract


PT J Resources Bolaang Mongondow (JRBM) adalah anak perusahaan PT J Resources Nusantara yang bergerak di bidang usaha pertambangan emas dengan metode tambang terbuka. Operasi produksi PT JRBM saat ini berpusat di site Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow Sulawesi Utara. Selama pengoperasian tambang sejak tahun 2013 telah terjadi beberapa kasus longsor di Pit Durian. Penelitian mengenai kondisi massa batuan terganggu di Pit Durian belum pernah dilakukan sehingga potensi longsor di area pit belum dapat diketahui.
Pengamatan langsung di lapangan terhadap bekas bekas longsor menunjukkan bahwa terdapat kontrol struktur yang dominan dalam menghadirkan longsor. Secara geologi, site bakan merupakan zona yang mengalami alterasi hidrotermal. Proses alterasi mempengaruhi komposisi mineral dan kekuatan batuan sehingga secara tidak langsung juga memberikan kontribusi dalam terjadinya longsor. Penelitian ini menganalisis tingkat kestabilan lereng dan tipe potensi longsor yang hadir di Pit Durian serta kaitannya dengan tipe alterasi. Tipe potensi longsor di analisis secara kinematik sedangkan tingkat kestabilan lereng di analisis dengan metode klasifikasi rock mass rating (RMR) dan slope mass rating (SMR).
Analisis dilakukan terhadap 102 klasifikasi segmen dan alterasi di pit Durian Tabung 3 pada elavasi 665mRL – 680 mRL. 65% lereng berada dalam kondisi stabil (kelas SMR II), 25% segmen agak stabil (kelas SMR III), 6% tidak stabil (kelas SMR IV) dan 4% sangat tidak stabil (Kelas SMR V). Secara kinematik potensi longsor tipe topling hadir di 44% segmen lereng penelitian, sedangkan tipe planar 18%, tipe wedge 36% dan 35% tidak berpotensi longsor. Hasil analisis menunjukkan bahwa kestabilan lereng pada zona alterasi argilik dikontrol oleh karakteristik massa batuan sedangkan stabilitas lereng pada zona silisik dan argilik lanjut relatif dikontrol oleh struktur.
Desain awal rekomendasi perkuatan lereng terhadap lereng yang tidak stabil disarankan berdasarkan Klasifikasi Romana (1985). Re-excavation disarankan untuk lereng yang sangat tidak stabil, pembuatan toe ditch disarankan untuk lereng yang agak stabil, dan sistematic shortcrete atau ekskavasi ulang disarankan untuk lereng yang tidak stabil. Hasil analisis keseluruhan diinterpretasikan dalam bentuk peta kerawanan longsor.

Article Metrics

 Abstract Views : 1444 times
 Untitled Downloaded : 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.