SUBJECTIVE WELL-BEING DAN KECERDASAN EMOSI WANITA SINGLE PARENT MINANGKABAU

Alfian Putra - Universitas Negeri Padang
Prima Aulia - Universitas Negeri Padang

Abstract


The research aims to see how correlation between subjective well-being and emotional quotient of Minangkabau’s single parent woman. This is a quantitative research. Participants of this researchwere 38 subjects taken through Non Probability Sampling (accidental sampling techniques) with criteria are single parent woman have got divorce, from Minangkabau tribe. This research has a correlation of 0.453 with a value p=0,004(p<0.01) and in the high category. It means that, Minangkabau single parent woman feel more life satisfaction and positive affection than in marriage. In the same level of emotional quotient, which is Minangkabau single parent woman have the ability to motivate themselves, survive facing frustration, controlling impulses, regulating moods and keeping the stress from overpowering the ability to think, empathize, and pray in facing life’s problems

Penelitian bertujuan untuk melihat hubungan antara subjective well-being dengan kecerdasan emosi wanita single parent Minangkabau. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan jumlah subjek sebanyak 38 orang yang diambil melalui teknik non probability sampling (accidental sampling) yang merupakan wanita single parent akibat perceraian, dan berasal dari Minangkabau. Penelitian ini memiliki kolerasi sebesar 0,453 dengan nilai p= 0,004 (p<0,01), pada kategori tinggi. Artinya wanita single parent Minangkabau lebih merasakan kepuasan hidup dan afeksi yang positif dibanding sewaktu menikah. Hal ini sejalan dengan tingkat kecerdasan emosi yang dimiliki, dimana wanita single parent Minangkabau memiliki kemampuan memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa dalam mengahadapi persoalan kehidupannya.


Keywords


Subjective well-being; emotional quotient; single parent woman; minangkabau

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.24036/jrp.v2019i3.6576