PENGARUH PENGGUNAAN KNALPOT STANDAR DENGAN NON STANDAR TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO

Hermanico Hermanico - Universitas Negeri Padang
Faisal Ismet - Universitas Negeri Padang
Toto Sugiarto - Universitas Negeri Padang

Abstract


Abstrak

Seiring dengan meningkatnya aktivitas, manusia semakin memerlukan alat transportasi yang aman, nyaman dan memadai sebagai sarana pendukung mobilitas. Akibatnya, semakin hari jumlah arus lalu lintas dan jenis kendaraan yang menggunakan ruas-ruas jalan semakin bertambah. Hal ini menimbulkan masalah dibidang transportasi, salah satunya adalah masalah polusi suara (kebisingan) yang ditimbulkan dari knalpot  kendaraan.

Hasil penelitian pengujian knalpot standar dan non standar pada sepeda motor Yamaha Mio Sporty tahun 2010 menunjukan bahwa penggunaan knalpot standar tidak terlalu bising yaitu (32 Db) dan penggunaan knalpot non standar dapat menimbulkan tingkat kebisingan yang sangat tinggi (95 Db). Sedangkan dari perhitungan mean diperoleh persentase tingkat kebisingan knalpot standar dengan non standar  adalah 52.84% untuk knalpot tipe silent series dan 71.76% untuk knalpot tipe free floew dengan demikian pertanyaan penelitian  yang dikemukakan sebelumnya terjadi perbedaan tingkat kebisingan yang sangat tinggi pada knalpot non standar. Hal ini disebabkan karna knalpot non standar tidak memiliki peredam suara dan memiliki turbelensi yang tinggi sehinga menimbulkan bunyi yang bising.

 

Abstrack

Along with increased activity, people increasingly need a means of transportation that is safe, comfortable and adequate as a means of supporting mobility. As a result, the more the amount of traffic and type of vehicles using the road sections is increasing. This poses a problem in the field of transport, one of which is the problem of noise pollution (noise) arising from vehicle exhaust

The results of research testing standard and non-standard exhaust on Yamaha Mio Sporty in 2010 showed that the use of the standard exhaust that is not too noisy (32 Db) and the use of non-standard exhaust can cause a very high level of noise (95 db). While the calculation of the mean percentage obtained with the standard exhaust noise level is non-standard exhaust 52.84% for type and 71.76% silent series for free floew type exhaust thus the research questions mentioned earlier there is a difference of noise level is very high on a non standard exhaust. This is caused because the non-standard exhaust silencers and do not have to have a high turbelensi so that raises a noisy sound


Full Text:

PDF

References


Anas Sudiyono. (2003). Pengantar Statistik Dasar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Badan Pusat Statistik Sumatera Barat. (2012). Populasi Kendaraan di Sumatera Barat tahun 2011-2012. Pada: www.bps.go.id (diakses tanggal 21 Desember 2013)

Badan Standardisasi Nasional (2008). Kebisingan KBM Kendaraan Bermotor Kategori L. Jakarta: Panitia Teknis 43-01 Rekayasa Kendaraan Jalan Raya, Direktorat Industri Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan –IATDK, Departemen Perindustrian.

Boentarto (2005). Cara pemeriksaan,penyetelan dan perawatan sepeda motor. Yogyakarta: c.v Andi offset

B.S Anwir (1980). Teknik Mobil. Jakarta: Bhratara Karya Aksara

Christopher A.P, S. Ked.(2009). Noise Inducsed Hearing loss(nihl).Riau: University of Riau

Daryanto. (1997). Teknik otomotif.Jakarta :Bumi Aksara

_______. (1999). Pengetahuan komponen mobil. Malang : Bumi Aksara

Endarko, dkk.(2008). Fisika Jilid 2Untuk Smk Teknologi.jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan NasionalTahun 2008.

George C. Maling, Jr,dkk (2013). Noisy Motorcycles—An Environmental Quality-of-Life Issue. United States of America : The National Academy of Engineering, Washington, DC.

Ikta wahyu widodo, dkk. (2006). Smart Muffler (Knalpot Multi Suara) Sebuah Knalpot Inovatif Yang Mampu Menaikan Performa Kendaraan Bermotor. Jurnal. Semarang : Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang .( diakses tanggal 20 januari 2014).

Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 Tahun 2002. tentang kesehatan (Diakses 10 november 2013)

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP-51/MEN/1999. Hubungan antara batas intensitas kebisingan dan lama pemaparan . ( Diakses 15 Desember 2013)

Miftahul Chusnah. (2008). Pengaruh Kebisingan Terhadap Hitung JenisLeukosit Mencit Balb/c. Skripsi . Semarang : Fakultas KedokteranUniversitas Dipononegoro. Diakses tanggal 1 Desember 2013.

Mirza Paska Dewi.(2009). Analisis Pemaparan Intersitas Kebisingan Diunit Compressor Dan Unit Cooling Tower PT. Indo Acidatama Tbk,Kemiri, Kebakkramat,Karanganyar. tugas akhir .surakarta: Program D-III Hiperkes Dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Diakses tanggal 30 November 2013

Mulyadi.(2008) Analisis karasteristik kebisingan knalpot komposit pada mobil toyota kijang tipe 7k. Skripsi . Padang: jurusan teknik mesin politeknik negeri padang.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 07 TAHUN 2009 Kesesuaian Jenis mesin kendaraan dengan tingkat kebisingan ( di akses 18 november 2013)

Peraturan Menteri Kesehatan No. 718 tahun 1987 tentang kebisingan ( Diakses 17 November 2013)

Rudi Hartono,dkk (2009) .Pendidikan Lingkungan Hidup untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII Jilid 2. Jakarta; Diterbitkan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang.

Sigit Pamungkas (2012) analisis penggunaan model knalpot standar terhadap kinerja mesin 4 langkah 100cc dan 125cc.Skripsi. Depok: fakultas teknik universitas Indonesia program studi teknik mesin depok.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susanti, Djalante (2010). Analisis Tingkat Kebisingan Di Jalan Raya Yang Mengunakan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APIL). Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Halu Uleo, Kendari

Suharsimi Arikunto. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

________________. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Tim Penyusun. (2008). Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir/Skripsi Universitas Negeri Padang. Padang: Depdiknas UNP.

Tim Penyusun UNY.(2003). Teknik Dasar Motor Diesel.Yogyakarta: Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

V.L Maleev, M.E.,DR. A.M. (1991). Operasi dan Pemeliharaa Mesin Disel. Jakarta:Erlangga

Wardan Suyanto (1989). Teori Motor Bensin. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Zainal Arifin (2012). Perkembangan Teknologi Kendaraan Bermotor. Yogyakarta: Kementrian Perhubungan Badan Pengembangan Sdm Perhubungan Pusat Pengembangan Sdm Perhubungan Darat Balai Pendidikan Dan Pelatihan Transportasi Darat Bali