PENGARUH PENGGUNAAN PULSED SECONDARY AIR INJECTION SYSTEM (PAIR) TERHADAP EMISI GAS BUANG KARBON MONOKSIDA (CO) DAN HIDRO KARBON (HC) PADA SEPEDA MOTOR SUZUKI SATRIA F 150 CC

Ade Kurniawan - Universitas Negeri Padang
Martias Martias - Universitas Negeri Padang
Irma Basri - Universitas Negeri Padang

Abstract


ABSTRAK

Peningkatan jumlah kendaraaan bermotor ini mengakibatkan terjadinya peningkatan polusi udara akibat emisi gas buang kendaraan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memperkecil tingkat emisi gas buang kendaraan yaitu menambahkan sistem PAIR atau Tabung Induksi, Proses pengujian kandungan emisi gas buang khususnya CO dan HC dilakukan pada putaran 1500 RPM, 2000 RPM, 2500 RPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanpa penggunaan system PAIR menghasilkan rata-rata CO dan HC setiap tingkatan putaran sebesar 4,137 % dan 260,9 % dan setelah diberi perlakuan dengan menggunakan sistem PAIR dan Tabung Induksi didapatkan rata-rata CO yang dihasilkan 3,480 % dan 3,702 % sedangkan rata-rata HC yang dihasilkan 203,7 % dan 203,2%. Berdasarkan analisa data CO dan HC menggunakan Sistem PAIR terjadi penurunan CO sebesar 0,158 % dan HC sebesar 0,219 %, Tabung Induksi terjadi penurunan CO sebesar 0,082 % dan HC terjadi sebesar 0,221 %. Dan analisa antara system PAIR dan Tabung Induksi mengalami peningkatan CO sebesar 0,063 % dan HC sebesar 0,002 % penurunan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemakaian sistem PAIR adalah lebih layak, karena terjadi penurunan CO dan HC disetiap putaran mesin.

 

Kata kunci : PAIR (Pulsed Secondary Air Injection System), Tabung Induksi, Emisi Gas Buang.

 

ABSTRACT

The increase in the number of motorized vehicles resulted in an increase in air pollution due to vehicle exhaust emissions. One effort taken is to reduce the level of vehicle exhaust emissions that is adding PAIR system or Induction Tube, Testing process of exhaust gas emission especially CO and HC conducted at lap 1500 RPM, 2000 RPM, 2500 RPM. The results showed that without the use of PAIR system to produce average CO and HC of each rotation level of 4.137% and 260.9% and after treated using PAIR and Tube Induction system obtained average CO produced 3.480% and 3.702% while average HC generated 203.7% and 203.2%. Based on analysis of data of CO and HC using PAIR System CO decrease equal to 0,158% and HC equal to 0,219%, Induction Tubes happened CO decrease equal to 0,082% and HC happened equal to 0,221%. And the analysis between PAIR system and Tube Induksi increased CO 0,063% and HC 0,002% decrease. So it can be concluded that the use of PAIR system is more feasible, because there is a decrease in CO and HC in every engine rotation

 

Keywords: Pulsed Secondary Air Injection System, Induction Tube, Emissions Gas Exhaust

Full Text:

PDF

References


Suyanto, Wardan. (1989). Teori Motor Bensin. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Wardhana, Wisnu Arya. (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi offset.

Srikandi. (1992). Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius.

Wardhana, Wisnu Arya. (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi offset.

Wiharna, Ono. (2012). Pengaruh Pemasangan PAIR (Pulsed Secondary Air Injection System) yang digunakan Pada Engine UY 125 SAT Terhadap Emisi Gas Buang. Jurnal: Universitas Pendidikan Indonesia (TORSI, Vol.XIII, No 1). Hlm. 89-98.

Wiharna, Ono. (2012). Pengaruh Pemasangan PAIR (Pulsed Secondary Air Injection System) yang digunakan Pada Engine UY 125 SAT Terhadap Emisi Gas Buang. Jurnal: Universitas Pendidikan Indonesia (TORSI, Vol.XIII, No 1). Hlm. 89-98.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung.

Wiharna, Ono. (2012). Pengaruh Pemasangan PAIR (Pulsed Secondary Air Injection System) yang digunakan Pada Engine UY 125 SAT Terhadap Emisi Gas Buang. Jurnal: Universitas Pendidikan Indonesia (TORSI, Vol.XIII, No 1). Hlm. 89-98.