Cover Image

Sumur Resapan Kolektif yang Berfungsi sebagai Sumber Air untuk Kebutuhan Rumah Tangga dan Perladangan

Nevy Sandra, Eka juliafad, Fani Keprila Prima, Rudy Anarta

Abstract


Perubahan area lahan pertanian dan area resapan air sebagai penopang kebutuhan air untuk pertanian dibutuhkan solusi aplikatif dan singkat untuk masyarakat dan petani. Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan tingginya curah hujan yang ada di daerah Sumatera Barat. Data 2018 dari BPS menunjukkan banyaknya curah hujan per bulan mulai dari 50 – 1000 mm3 yang menandakan bahwa air hujan sebenarnya bisa dimanfaatkan sebagai alternatif untuk pemenuhan kebutuhan sumber air bagi penopang pertanian. Masalah utama adalah perubahan fungsi lahan yang semula diperuntukkan untuk resapan air hujan menjadi fungsi lain sehingga menjadikan ketersedian air tanah menjadi bekurang. Disamping itu masalah lain yang timbul dikarenakan tingginya tingkat kebutuhan air untuk keperluan sosial dan pertanian ketika terjadi musim kemarau. Untuk itu diperlukan teknologi sederhana untuk menahan dan menyimpan air hujan untuk jangka pendek dan menengah. Kemudian air tersebut dialirkan ke dalam shaft buatan berupa saluran parit yang kemudian dikumpulkan ke dalam reservoar komunal sebagai cadangan sehingga bisa dimanfaatkan untuk sektor pertanian dan rumah tangga. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini dilaksanakan di Kenagarian Aia Gadang Kabupaten Pasaman Barat yang merupakan daerah bercurah hujan tinggi dan sedang dengan neraca air defisit, run off tinggi dan vegetasi penutup tanah yang kurang dari 30%. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat diawali dengan tahapan persiapan pada daerah permukiman padat penduduk. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan sosialisasi serta pemberian dokumen pendukung dan desain teknis persiapan pra-kontruksi. Peserta pelatihan sangat antusias terhadap penyampaian materi pelatihan karena menambah ilmu mereka yang sebagian besar berlatar pendidikan rendah dan tidak ditunjang oleh adanya pendidikan keilmuan di bidang Teknik Sipil dan Lingkungan. Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata peningkatan pengetahuan tentang sumur resapan meningkat. Dengan demikian peserta memiliki pengetahuan tentang teknologi sederhana yang dapat diterapkan pada kegiatan pembuatan sumur resapan.


Keywords


sumur resapan, debit air, reservoir, pengolahan air, air minum

Full Text:

PDF

References


Harian Haluan (2018), “Sumbar Berpotensi Krisis Air Bersih”, https://www.harianhaluan.com/news/detail/72239/sumbar-berpotensi-krisis-air-bersih. Padang.

Sunjoto (1992), “Teknologi Konservasi Air dengan Sumur Resapan”, Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair Direktorat Teknologi Lingkungan Kedeputian Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta

SNI: 03- 2453-2002, “Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan Pekarangan”

Harmiyati (2018), “Tinjauan Proses Pengolahan Air Baku (Raw Water) Menjadi Air Bersih Pada Sarana Penyediaan Air Minum (Spam) Kecamatan Rangsang Kabupaten Kepulauan Meranti”, Jurnal Saintis, Volume 18 (1) hal,1-15.

Juliana, (2016), “Tinjauan proses pengolahan Air Baku (Raw water) menjadi air bersih pada BPAB Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu”




DOI: https://doi.org/10.24036/cived.v8i3.115502

Copyright (c) 2021 Nevy Sandra, Eka juliafad, Fani Keprila Prima, Rudy Anarta

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.