STUDI STRATEGI PROMOSI USAHA SALON KECANTIKAN DI KOTA PADANG JURNAL CIKYAH 1302972/2013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN JURUSAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode September 2017 STUDI STRATEGI PROMOSI USAHA SALON KECANTIKAN DI KOTA PADANG Cikyah¹, Rahmiati², Merita Yanita² Program Studi Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan Jurusan Tata Rias dan Kecantikan Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang email: cikyah141195@gmail.com Abstract This study aims to describe the promotion strategy of beauty salon business based on promotion scope of advertising, personal selling, sales promotion, public relations, and word of mouth, At the beauty salon business in Padang city of West Sumatra. The research approach is Quantitative Descriptive. The population is all business leaders from 20 beauty salons in Padang City, amounting to 20 peoples. Data were taken using Likert scale questionnaire, data analysis using technique percentage level achievement of respondent. The results showed that (1) The average percentage of advertising indicators 60,75% with bad category. (2) Average percentage of personal selling indicator 69% with medium category. (3) The average percentage of sales promotion indicator is 68,37% is moderate category. (4) Indicators of public relations have an average score of 64,1% with bad category. (5) The percentage of mouth to mouth indicator is 79,71% with good category. Based on the results of research, it is suggested that beauty salon business to further improve in implementing sand implementing a promotional strategy consisting of 5 such indicators for business success can be achieved. Kata kunci: Strategi promosi, Usaha salon kecantikan A. Pendahuluan Perkembangan zaman yang semakin pesat ditambah majunya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi saat ini berdampak pada perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin konsumtif. Hal itu juga didukung dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat mengenai penampilan dan keinginan untuk tampil cantik dan menarik yang secara tidak langsung dampaknya membawa kemajuan dalam dunia kecantikan. Roeswoto (1998 : 2) juga mengatakan “perkembangan tata kecantikan di Indonesia, baik yang dilaksanakan oleh lembaga kursus, sekolah maupun salon kecantikan semakin meningkat jumlahnya”. Dimana terlihat dari berkembangnya industri salon kecantikan baik di kota besar maupun di kota kecil. Usaha salon kecantikan merupakan salah satu usaha yang menarik dan menguntungkan bagi pengusaha dan pengguna jasa salon kecantikan. Usaha ini tumbuh dan berkembang seiring banyaknya orang yang melakukan perawatan rutin di salon-salon kecantikan, sehingga menjadikan salon sebagai suatu kebutuhan hidup yang modern dan menjadi bagian utama dari gaya hidup sehat. Rahmiati dkk (2013: 1) juga mengatakan: Majunya ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menuntut semua orang untuk dapat lebih kreatif tidak hanya terbatas pada kaum wanita saja tetapi juga terkait para pria, guna dapat tampil menyenangkan dan mempesona sesuai situasi dan kondisi saat itu sehingga akan terlihat serasi. Oleh sebab itu usaha salon kecantikan menjamur di berbagai kota termasuk kota Padang Sumatera Barat. Banyak salon kecantikan yang telah bermunculan di kota Padang, dapat dilihat dari munculnya usaha-usaha salon kecantikan baik itu salon dengan kategori pratama (kecil), madya (menengah), maupun utama (besar). Klasifikasi salon kecantikan ini dikelompokkan sesuai dengan kepemilikan fasilitas minimal yang dimilki oleh salon kecantikan. Sesuai dengan Permenkes (2011) yang disebutkan di atas, maka klasifikasi usaha salon kecantikan secara garis besar dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Tabel 1. Klasifikasi usaha jasa salon kecantikan Klasifikasi Usaha Salon Kecantikan Fasilitas Minimal Yang Harus Dimilki Luas Tempat Usaha Kursi Perawatan Rambut Tempat Tidur Perawatan Kulit Pratama Minimal 9 m² 2 buah 1 buah Madya Minimal 30 m² 4 buah 2 buah Utama Minimal 50 m² 6 buah 3 buah Sumber : Permenkes 2011 Nomor HK. 01.01/B1.4/4051/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan Besarnya minat masyarakat terhadap salon kecantikan saat ini memberikan dampak positif bagi pengusaha yang bergerak dalam dunia kecantikan. Salon kecantikan adalah sebuah tempat usaha yang bergerak di bidang jasa kecantikan yang berhubungan dengan perawatan dan riasan menggunakan kosmetik. Berkembang dan majunya suatu usaha salon kecantikan dapat dilihat dari bagaimana pengelolaan dan strategi yang tepat dalam mengelola usaha salon kecantikan tersebut, sehingga berpengaruh terhadap hasil yang didapat. Usaha salon kecantikan dapat meningkat jika didukung dengan strategi yang baik. Sesuai dengan pendapat Craven (1996: 30) menyatakan bahwa “strategi merupakan sarana organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuannya”. Dengan adanya strategi maka proses penentuan rencana dan mencapai tujuan yang diinginkan dapat berjalan dengan baik. Perkembangan usaha salon kecantikan yang pesat di kota Padang mengakibatkan adanya persaingan di antara pengusaha jasa salon, yang harus mampu mengelola, mempertahankan, meningkatkan layanan yang diberikan, dan berani bersaing agar usaha jasa salon tetap survive (bertahan). Dalam usaha mempertahankan usaha salon kecantikan ada beberapa strategi yang dapat dilakukan, yaitu dengan menggunakan strategi pemasaran yang tepat. Seperti yang diungkapkan oleh Rostamailis dan Izwerni (2008: 158) mengatakan bahwa “teknik-teknik memajukan usaha dapat berupa reklame, seruan berulang-ulang yang dilakukan terhadap khalayak ramai dengan cara secepat-cepatnya, brosur, papan pengumuman, selebaran dan sebagainya”. Hal tersebut merupakan bagian dari strategi pemasaran. Menurut Payne (1993: 28) komponen kunci strategi pemasaran meliputi 4 jenis yaitu: (a) strategi produk, (b) strategi harga, (c) strategi promosi, dan (d) strategi tenpat. Masing-masing strategi tersebut mempunyai pengaruh terhadap usaha yang dikelola. Dalam rangka mempertahankan suatu usaha jasa salon dilakukan dengan memilih strategi yang tepat sesuai dengan kondisi dan keadaan salon agar salon tersebut dapat lebih dikenal dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu salah satunya dengan melakukan strategi promosi. Strategi promosi berkaitan dengan masalah-masalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian komunikasi persuasif dengan pelanggan. Payne (1993: 188) “promosi jasa mencakup sejumlah bidang utama, yang meliputi unsur-unsur berikut : (1) Periklanan, (2) Penjualan personal, (3) Promosi penjualan, (4) Hubungan masyarakat, dan (5) mulut ke mulut (word of mouth)”. Kelima cakupan promosi tersebut merupakan kegiatan yang saling terkait dalam melakukan promosi. Dari hasil survei atau observasi awal penulis lakukan pada hari Rabu 04 Januari 2017 di kantor Dinas Pariwisata Kota Padang diperoleh data usaha salon kecantikan yang telah terdaftar dan mendapat izin usaha yaitu kategori pratama 15 salon, madya 22 salon, dan utama 6 salon. Dalam penelitian ini penulis memilih salon berklasifikasi madya sebagai sampel penelitian karena dilihat dari jumlah populasinya lebih banyak di bandingkan jumlah salon dengan kategori yang lain. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan kepada pimpinan salon di 5 salon kecantikan kategori madya yaitu Dinda Salon, Martha Siska Salon, Endah Salon, Adek Salon, dan Ima Landrat Salon pada tanggal 10 sampai dengan 12 Januari 2017 secara bertahap diperoleh informasi bahwa strategi yang banyak digunakan dalam mempromosikan suatu usaha salon kecantikan adalah dengan menggunakan strategi promosi mulut ke mulut (word of mouth), karena strategi tersebut lebih efektif dan murah untuk dilakukan namun harus dibantu oleh strategi promosi yang lainnya untuk memperoleh pengunjung yang banyak dan jumlah pendapatan yang optimal. Penggunaan media sosial untuk mempromosikan usaha jasa salon kecantikan juga kurang dilakukan, dengan memanfaatkan media sosial dapat mempermudah akses serta menjangkau jaringan lebih luas dan kurangnya strategi promosi yang lainnya serta promo atau diskon (potongan harga) dibeberapa salon juga berdampak pada jumlah pengunjung. Di beberapa salon mengalami penurunan pada jumlah pengunjung sehingga pendapatan pun berkurang. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang studi strategi promosi usaha salon kecantikan di kota Padang. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara kuantitatif strategi promosi usaha salon kecantikan di kota Padang ditinjau dari periklanan (advertising), penjualan personal (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relations), dan mulut ke mulut (word of mouth). B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitaif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, penelitian ini akan melihat gambaran tentang strategi promosi usaha salon kecantikan ditinjau dari periklanan (advertising), penjualan personal (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relations), mulut ke mulut (word of mouth), dan dianalisis secara statistik. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 buah usaha salon kecantikan kategori madya di kota padang yang terdaftar pada kantor BPMPTSP dan Dinas Pariwisata kota Padang. Teknik pengumpulan data primer dengan kuisioner atau angket dengan skala likert. Uji coba instrumen dilakukan kepada seluruh sampel penelitian yaitu usaha salon kecantikan yang tergolong madya di kota Padang yang berjumlah 20 usaha salon kecantikan. Data primer dikumpulkan oleh penulis yang diperoleh dari pimpinan pengusaha salon kecantikan mengenai strategi promosi usaha salon kecantikan di kota Padang dan data sekunder diperoleh dari kantor BPMPTSP dan Dinas Pariwisata kota Padang mengenai jumlah salon yang ada di kota Padang. Analisis data menggunakan perhitungan Distribusi Frekuensi Data dan teknik persentase untuk melihat Tingkat Pencapaian Responden dengan menggunakan komputerisasi melalui program Microsoft Excel tahun 2007. C. Hasil dan Pembahasan 1. Media periklanan (Advertising) Dalam penelitian ini media periklanan dianalisis dengan 5 sub indikator yaitu (1) Media cetak, (2) Media elektronik, (3) Media luar ruang, (4) Media lini bawah, dan (5) Media sosial, data menunjukkan bahwa secara keseluruhan tingkat pencapaian responden strategi promosi media periklanan diperoleh persentase 60,75% dengan kategori buruk. Promosi media periklanan yang ditunjukkan oleh 20 buah salon kecantikan di kota Padang belum bisa dikatakan pada kategori baik atau sedang secara keseluruhan karena hanya 15% salon yang bisa dikatakan baik dalam melaksanakan promosi salon kecantikan dengan media periklanan dan 15% lagi pada kategori sedang, dan sisanya 70% salon kecantikan di kota Padang kurang dalam melaksanakan promosi melalui media periklanan pada usaha salon kecantikan yang mereka kelola. Melihat besarnya persentase usaha salon kecantikan di kota Padang yang tidak antusias melaksanakan strategi promosi media periklanan perlu dibenahi agar omset dan jumlah pengunjung usaha salon kecantikan di kota Padang dapat ditingkatkan. Dalam mengatasi hal ini perlu dibenahi dengan melaksanakan promosi melalui kelima media periklanan yang ada seperti yang dijelaskan Budiarto dalam Togas (2014: 580) “Periklanan adalah salah satu komponen promosi penting yang digunakan oleh perusahaan untuk melancarkan komunikasi persuasif terhadap pembeli dan masyarakat yang ditargetkan, dengan tujuan untuk memengaruhi tindakan dengan menciptakan kesadaran dan perilaku yang diinginkan”. Hal ini juga bertujuan agar usaha salon yang dikelola dikenal oleh masyarakat sesuai dengan fungsi periklanan yang disampaikan oleh Shimp (2003: 357) “fungsi periklanan (advertising) yaitu: informing (memberi informasi), persuading (mempersuasi), reminding (mengingatkan), adding vaue (memberikan nilai tambah), dan asisiting (mendampingi) upaya-upaya lain dari perusahaan”. 2. Penjualan Personal (Personal selling) Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator penjualan personal usaha salon kecantikan di kota Padang terhadap 20 responden dengan 3 sub indikator yaitu (1) Presentasi penjualan, (2) Pertemuan penjualan, dan (3) Program intensif memiliki skor rata-rata 69% dengan kategori sedang. Sejalan dengan hal itu hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi pelaksanaan promosi cukup baik yaitu mencapai skor 55%, dimana 10% usaha salon kecantikan yang melaksanakan promosi penjualan personal dengan kategori sangat baik, 10% kategori baik, dan 35% berada pada kategori sedang. Sisanya 45% usaha salon kecantikan dari 20 buah salon kurang dalam melaksanakan strategi promosi penjualan personal. Rendahnya persentase tingkat pencapaian responden terhadap strategi promosi penjualan personal perlu dibenahi supaya dapat meningkatkan omset, pengunjung, dan penghasilan dari usaha salon kecantikan yang dikelola yaitu dengan melakukan promosi personal selling dengan optimal. Hal ini sejalan dengan pendapat Tahurrohmat (2015: 21) “personal selling merupakan komunikasi yang dilakukan kedua belah pihak bersifat individual dan dua arah, sehingga kegiatan personal selling tidak lepas dari cakupan promosi yang sangat fleksibel dalam penyampaian pesan atau percakapan yang dilakukan, penjual dapat langsung memperoleh tanggapan sebagai umpan balik tentang keinginan calon pelanggan atau pembeli”. 3. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Strategi promosi usaha salon kecantikan di kota Padang pada indikator promosi penjualan yang terdiri dari 5 sub indikator diperoleh rata-rata tingkat pencapaian responden secara keseluruhan berada pada persentase 68,37% dengan kategori sedang. Masih perlu dilakukan perbaikan dalam strategi promosi yang akan diterapkan pada usaha salon kecantikan yang dikelola. Dibandingkan dengan indikator strategi promosi lainnya, promosi penjualan termasuk indikator yang cukup baik dalam pencapaian respondennya karena hanya 20% yang berada di bawah kategori sedang dan 80% dari 20 buah salon sudah melaksanakan strategi promosi indikator promosi penjualan. Sejalan dengan pendapat Kotler & Keller (2007: 266) “promosi penjualan, sebagai unsur utama dalam kampanye pemasaran, berbagai kumpulan alat-alat insentif yang sebagian besar berjangka pendek, yang dirancang untuk melakukan promosi, meransang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang”. Hal ini dimaksudkan agar tujuan promosi penjualan tercapai seperti yang dinyatakan oleh Tjiptono (1997: 229) “Agar tercapainya tujuan strategi promosi penjualan (sales promotion) perlu dibenahi agar dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan untuk melakukan perawatan lebih banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing, meningkatkan pengunjung, dan mengupayakan kerja sama yang lebih erat dengan pelanggan”. 4. Hubungan Masyarakat (Public Relations) Hubungan masyarakat dalam penelitian ini dianalisis dalam 5 sub indikator yakni (1) Seminar, (2) Sponsor, (3) Publikasi, (4) Aktivitas layanan masyarakat, dan (5) Peringatan peristiwa tertentu, skor rata-rata tingkat pencapaian responden pada indikator ini adalah 64,1% dengan kategori buruk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi promosi indikator hubungan masyarakat perlu dibenahi dan diperhatikan lebih serius karena sebesar 45% tingkat pencapaian responden berada pada kategori menengah ke bawah. Hal ini sangat penting karena sesuai dengan apa yang disampaikan Kotler (2001: 670) “Public relations merupakan unsur promosi yang utama dalam kegiatan-kegiatan yang mencoba menggugah kesadaran publik untuk melakukan sesuatu yang diharapkan oleh praktisi”.Sejalan dengan hal itu Payne (1993: 199), juga mengatakan “hubungan masyarakat merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan sejumlah tugas pemasaran yaitu membangun dan memelihara citra, mendukung kegiatan-kegiatan komunikasi lain, menangani masalah dan permasalahan, menguatkan, mempengaruhi, dan membantu peluncuran jasa-jasa baru”. Strategi promosi hubungan masyarakat perlu dibenahi agar tujuan promosi dengan indikator hubungan masyarakat tercapai. Dari hasil penelitian yang dikemukakan agar usaha salon kecantikan di kota Padang dapat berjalan dengan baik dan lancar tidak terlepas dari seluruh fungsi masing-masing sub indikator strategi promosi hubungan masyarakat yang dapat menunjang satu usaha salon kecantikan dalam mempromosikan jasa usaha salon kecantikan yang tawarkan. 5. Mulut ke Mulut (Word of Mouth) Strategi promosi indikator mulut ke mulut (word of mouth) pada usaha salon kecantikan di kota Padang yang terdiri dari 3 sub indikator (melalui lisan, tulisan, dan elektronik) dalam upaya mempromosikan usaha salon kecantikan yang dikelola, hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pencapaian responden mulut ke mulut berada pada persentase 79,71% dengan kategori baik. Tingkat pencapaian responden strategi promosi indikator mulut ke mulut merupakan tingkat pencapain yang paling tinggi dalam penelitian strategi promosi dalam penelitian ini. Namun dalam rangka meningkatkan omset dan jumlah pengunjung usaha jasa salon kecantikan di kota Padang sebesar 25% yang berada pada kategori di bawah kategori sedang perlu dibenahi. Hal ini ditujukan agar usaha salon kecantikan yang kelola tidak kalah bersaing dan dapat setara dengan usaha salon kecantikan yang lainnya sehigga tidak jauh ketinggalan dibandingkan salon yang lainnya yang antusias mempromosikan usaha salon kecatikan yang dikelolanya. Karena strategi promosi mulut ke mulut (word of mouth) juga berperan penting dalam dalam mempromosikan usaha salon kecantikan yang dikelola baik itu dengan cara lisan, tulisan, atau melalui elektronik. Strategi promosi mulut ke mulut sangat penting dalam mempromosikan usaha salon kecantikan kepada masyarakat. Ujianto (2013: 15) menjelaskan bahwa “word of mouth sebagai strategi promosi yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengkomunikasikan suatu hal, pesan, berita, produk, barang, atau jasa, sehingga penggunaan word of mouth dapat memberi informasi dan mempersuasi orang lain”. Sejalan dengan hal itu strategi promosi mempunyai kekuatan promosi tersendiri sesuai dengan pendapat Sutisna dalam Ujianto (2013: 184) “Sebagian besar orang percaya terhadap apa yang kerabat atau keluarganya katakan dibandingkan orang lain atau iklan yang menyatakannya”. Oleh sebab itu word of mouth sangat efektif dalam strategi promosi usaha salon kecantikan. Berdasarkan uraian hasil penelitian yang di kemukakan, maka agar usaha salon kecantikan di kota Padang yang diteliti dapat berjalan dengan baik dan lancar tidak terlepas dari seluruh fungsi dari masing-masing indikator strategi promosi yang saling terkait dan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya . Hal ini sejalan dengan Asmiati dan Akbar (2014: 11) menyatakan bahwa “ada 5 kegiatan promosi yang saling terkait dan saling berhubungan yaitu kegiatan advertising (periklanan), personal selling (penjualan perseorangan), promosi penjualan, public relations (hubungan masyarakat), dan mulut ke mulut”. Kelima indikator strategi promosi dalam mempromosikan dan memasarkan usaha jasa salon kecantikan yang ditawarkan. Oleh sebab itu agar tercapainya tujuan yang diinginkan dalam mempromosikan usaha salon kecantikan kelima indikator strategi promosi ini harus dilaksanakan sehingga usaha salon kecantikan dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara optimal, efektif, dan efisien. D. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan, maka dapat diambil kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut. a) Persentase tingkat pencapaian responden untuk strategi promosi usaha salon kecantikan berdasarkan indikator media periklanan (advertising) memiliki skor rata-rata sebesar 60,75% dengan kategori buruk. b) Persentase tingkat pencapaian responden untuk strategi promosi usaha salon kecantikan berdasarkan indikator penjualan personal (personal selling) memiliki skor rata-rata sebesar 69% dengan kategori sedang. c) Persentase tingkat pencapaian responden untuk strategi promosi usaha salon kecantikan berdasarkan indikator promosi penjualan (sales promotion) memiliki skor rata-rata sebesar 68,37% dengan kategori sedang. d) Persentase tingkat pencapaian responden untuk strategi promosi usaha salon kecantikan berdasarkan indikator hubungan masyarakat (public relations) memiliki skor rata-rata sebesar 64,1% dengan kategori buruk. e) Persentase tingkat pencapaian responden untuk strategi promosi usaha salon kecantikan berdasarkan indikator mulut ke mulut (word of mouth) memiliki skor rata-rata sebesar 79,71% dengan kategori baik. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dikemukakan beberapa saran kepada pihak-pihak sebagai berikut: a) Usaha salon kecantikan yang ada di kota Padang untuk lebih meningkatkan dalam melaksanakan dan menerapkan strategi promosi yang terdiri dari 5 indikator yaitu (1) Media periklanan (advertising), (2) Penjualan personal (personal selling) (3) Promosi penjualan (sales promotion), (4) Hubungan masyarakat (public relations), dan (5) Mulut ke mulut (word of mouth). b) Program Studi tata rias dan kecantikan sebagai lembaga pendidikan yang menciptakan calon wirausaha salon kecantikan supaya dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dalam bidang strategi promosi usaha salon kecantikan sesuai dengan perkembangan zaman, teknologi, dan pasar global. c) Sebaiknya mahasiswa yang mengikuti mata kuliah usaha rias untuk mengembangkan strategi promosi melalui kajian penelitian yang relevan dengan strategi promosi usaha salon kecantikan. d) Sebaiknya peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian untuk dapat mengkaji variabel lain yang berkaitan dengan hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan suatu usaha salon kecantikan. DAFTAR RUJUKAN Asmiati dan Akbar. 2014. Strategi Promosi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Dalam Meningkatkan Jumlah Calon Mahasiswa Pasca Peralihan Dari Institute Menjadi Universitas. Jurnal Komunikasi KAREBA. Vol. 3, No.1: 8-14 Cravens, David. (1996). Pemasaran Strategis. Jakarta : Erlangga Fayol, Henry. (1985) Industri dan Manajemen Umum, Terjemahan. Winardi, Sir Isaac and Son. London Kotler & Amstrong. (2001). Prinsip-prinsip pemasaran. Jakarta: Erlangga Kotler, P.,& Keller,K. (2007). Manajemen Pemasaran.12 th. Jakarta: PT.Indeks Payne, Adrian. (1993). Services Marketting dan Pemasaran Jasa. Yogyakarta : Andi Offset Kementerian Kesehatan RI. 2011. Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011 tentang Pedoman Penyelengaraan Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan yang diterbitkan Rahmiati,dkk. (2013). Merias Diri. Padang: UNP Press Roeswoto. (1998). Tata Kecantikan Kulit Tingkat Terampil. Jakarta: Meutia Cipta Sarana Rostamailis. (2008). Pengelolaan Usaha Busana. Padang : UNP Press Shimp,Terence A. (2003). Periklanan Promosi. Jakarta: Erlangga Tahurrohmat, Mimip. (2015). Bauran Promosi Pemasang Iklan. Yogyakarta: Harian UIN Yogyakarta Tjiptono, Fandy. (1997). Strategi Pemasaran.Yogyakarta : Andi Offset Togas, dkk. (2014). Periklanan, Penjualan Pribadi, Promosi Penjualan, Dan Publisitas Terhadap Keputusan Pembelian Pada Penerbit Andi Cabang Manado. Jurnal Ekonomi Manajemen Bisnis. Vol.2, No.4 578-588 Ujianto Purno.(2013). Strategi Word Of Mouth Communication Dalam Meningkatkan Menonton Kesenian Banyumasin. Jurnal Pendidikan Manajemen Bisnis. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Vol. 5, No.1 9-16 Persantunan: Artikel ini diolah dari skripsi Cikyah dengan judul Studi Strategi Promosi Usaha Salon Kecantikan di Kota Padang dan ucapan terima kasih kepada pembimbing I Dra. Rahmiati, M.Pd, Ph.D dan Pembimbing II Merita Yanita, S.Pd, M.Pd. T